Pedagang Sulit Dapat Beras, Mentan Sebut Stok Nasional 10 Juta Ton
Pedagang mengeluhkan ketersediaan dan pasokan beras yang minim. Namun demikian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Indonesia masih memiliki cadangan beras sebanyak 10 juta ton.
"Saya enggak bisa bicara harga, tapi beras kita ada cadangan sampai 10 juta ton," kata Syahrul kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, selepas mengikuti rapat internal terkait pengembangan food estate (lumbung pangan) yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo, Selasa (4/10).
Syahrul bahkan mengingatkan bahwa cadangan beras Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi beras nasional konsisten berada pada level 31,3 juta ton sejak 2019. Jumlah itu memenuhi kebutuhan beras nasional sebesar 30 juta ton per tahun.
Dia mengaku optimistis cadangan beras nasional tetap terjaga meskipun lahan pertanian padi di Kabupaten Sumba Tengah sempat dilanda serangan hama belalang beberapa waktu lalu. Pasalnya Syahrul meyakini bahwa serangan hama itu bersifat siklus musiman.
"Belalang besar yang mutasi dari Perth cukup besar itu memang cukup kagetkan kita karena jumlahnya jutaan, tapi yang begitu cycle, karena perputaran virus kan lagi berkembang," katanya.
Syahrul meyakini bahwa persoalan semacam serangan hama menjadi salah satu hal yang memang harus dipetakan oleh Kementerian Pertanian. "Ya di pertanian gitu memang, panas sedikit ada masalah, hujan dikit juga begitu. Jadi antisipasi, jadi mapping kita yang harus kuat," ujarnya.
Oleh karena itu Mentan menjelaskan bahwa ia bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan jajaran Badan Pangan Nasional terus memantau perkembangan komoditas pangan, khususnya beras, hingga ke lapangan. Hal itu mengingat dinamika harga pasti ada berbarengan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Ini masih mau panen, walau panen kedua. (Kalau) Februari panen besar, ini panen kecil. Dinamika harga karena BBM ada, itu yang disikapi bersama. Saya dengan Mendag dengan Badan Pangan Nasional sampai ke lapangan, saya di produktivitasnya," katanya.
Pasokan beras minim
Sebelumnya, pengusaha beras Bily Haryanto mengeluhkan ketersediaan dan pasokan beras yang minim atau tidak sesuai permintaan. Padahal, kebutuhan masyarakat terhadap beras tengah meningkat.
"Saya minta 3.000 ton, tapi baru ada cuma 300 ton, nah sisanya mungkin minggu ini. Katanya kontainernya telat, karena dari Makassar," ujar Bily di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Senin (3/10).
Bily menilai tersendatnya pasokan beras disebabkan karena jumlah produksi berkurang. Hal itu dipengaruhi musim hujan yang berdampak pada kegagalan panen.
Pengusaha beras tersebut juga mengatakan Badan Urusan Logistik (Bulog) akan kewalahan melayani para pedagang beras karena stok hanya sedikit, namun kebutuhan masyarakat terhadap beras tengah meningkat.
“Yang bisa dijangkau satu-satunya oleh masyarakat ya hanya Bulog, mereka itu penyelamat,” ujar Bily.
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa cadangan beras pemerintah atau CBP saat ini hanya mencapai 800.000 ton. Cadangan beras tersebut lebih rendah dari kondisi normal sebanyak 1,2 juta ton - 1,5 juta ton.
Dia mengatakan, permintaan tetap naik meskipun harga beras tinggi. Bulog juga sudah mendistribusikan beras cadangan beras pemerintah lebih tinggi dari biasanya.
"Bulog yang biasany memasok hanya 30.000 sampai 40.000 ton, bulan lalu sudah terdistribusi 200.000 ton. Berikutnya lagi tetap akan mensupport market pasar," ujar Arief di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).