Pemanasan Global, 50% Potensi Lahan Kopi Terancam Hilang pada 2050

Tia Dwitiani Komalasari
6 Oktober 2022, 09:50
Warga memanen kopi Robusta di perkebunan Dusun Jambenom, Larangan Luwok, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022).
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.
Warga memanen kopi Robusta di perkebunan Dusun Jambenom, Larangan Luwok, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022).

Pemanasan global atau global warming akan mengakibatkan berkurangnya area yang sesuai untuk menanam kopi hingga 50% pada tahun 2050 . Pada saat yang sama, sekitar 125 juta orang yang tersebar di berbagai negara bergantung pada komoditi kopi untuk kesejahteraan mereka, termasuk di Indonesia.

Head of Nestlé Coffee Brands, David Rennie, mengatakan jika sekitar 80% keluarga petani kopi tersebut berada di tengah atau di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya dalam memastikan keberlanjutan kopi jangka panjang.

"Perubahan iklim turut mempengaruhi wilayah pertanian kopi. Berdasarkan pengalaman dari pelaksanaan Nescafe Plan selama sepuluh tahun, kami mendorong upaya percepatan dalam mengatasi perubahan iklim maupun tantangan sosial dan ekonomi dalam mata rantai usaha Nescafe,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (6/10).

Oleh sebab itu, Nescafe sebagai merek kopi terbesar Nestle, menginvestasikan lebih dari satu miliar Swiss Franc untuk melaksanakan program Nescafe Plan 2030. Bersama dengan dengan para petani kopi, Nescafe bertekad untuk mendorong mereka beralih ke pertanian regeneratif.

Investasi ini merupakan kelanjutan dari program Nescafe Plan yang telah ada, dan akan diperluas untuk area cakupan keberlanjutan. Hal ini didukung oleh pembiayaan program pertanian regeneratif Nestlé untuk mempercepat transisi menuju sistem pangan regenerati dan mencapai net zero gas rumah kaca.

Apa itu pertanian kopi regeneratif?

Pertanian regeneratif adalah pendekatan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah. Hal itu dapat melindungi sumber daya air dan keanekaragaman hayati.

Tanah yang sehat akan lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim. Selain itu, tanah yang sehat juga dapat meningkatkan hasil panen dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani.

Nescafe akan mendampingi petani melalui pelatihan, bantuan teknis, dan pengadaan bibit kopi berkualitas tinggi untuk membantu mereka beralih ke praktik pertanian kopi regeneratif. Beberapa contoh praktik pertanian regeneratif antara lain, sebagai berikut:

1. Penanaman jenis tanaman penaung untuk membantu melindungi tanah. Hal ini juga dapat membantu menambahkan biomassa ke tanah, yang dapat meningkatkan bahan organik tanah untuk meningkatkan penyerapan karbon tanah.
2. Pemanfaatan pupuk organik yang dapat berkontribusi pada kesuburan tanah yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tanah.
3. Peningkatan pola agroforestri dan tumpang sari yang berkontribusi terhadap pelestarian keanekaragaman hayati.
4. Pemangkasan atau penanaman ulang dengan bibit yang tahan hama atau tahan perubahan iklim, sehingga dapat membantu peremajaaan kebun kopi dan peningkatan hasil panen.

Nescafe akan bekerja sama dengan para petani kopi untuk menguji, mempelajari, dan menilai efektivitas berbagai praktik pertanian regeneratif. Hal ini akan dilakukan dengan fokus pada tujuh negara pemasok utama di mana 90% kopi NESCAFÉ berasal, yaitu: Brazil, Vietnam, Meksiko, Kolombia, Pantai Gading, Indonesia, dan Honduras.

Dengan adanya program ini, Necasfe bertujuan agar 20% kopi berasal dari metode pertanian regeneartif pada 2025. Target tersebut naik 50% pada 2030.

"Nescafe berkomitmen untuk mendukung petani yang bersedia menanggung risiko dan biaya yang berkaitan dengan transisi menuju pertanian regeneratif," kata Philipp Navratil, Head of Nestlé’s Coffee Strategic Business Unit.

Indonesia masuk sebagai lima besar negara penghasil kopi terbesar di dunia. Kopi asal Tanah Air pun sudah banyak dikenal oleh penikmat kopi dari seluruh dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2020 nilai ekspor kopi Indonesia mencapai US$ 809,2 juta. Nilai tersebut turun 7,8% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 872 juta.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...