Penyebab Inflasi, Harga Beras Terus Menanjak pada Awal November

Nadya Zahira
2 November 2022, 10:56
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022).
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022).

Harga beras terus merangkak naik memasuki November 2022. Beras juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2022.

Mengutip data hargapangan.id yang dirilis Bank Indonesia, harga rata-rata nasional beras medium I mencapai Rp 12.200 per kg pada Selasa (1/11). Harga tersebut naik dibandingkan periode yang sama bulan lalu mencapai Rp 12.150 per kg.

Rata-rata harga beras medium I termahal terdapat di Sumatera Barat yang mencapai Rp 15.100 per kg. Sedangkan untuk rata-rata harga beras  medium I termurah jatuh pada Nusa Tenggara Barat mencapai Rp 9.850 per kg.

Harga beras medium awal November tersebut naik dibandingkan rata-rata harga beras sepanjang Oktober 2022 senilai Rp 12.150.Harga beras medium I tahun ini tercatat mengalami kenaikan sejak Juni 2022 senilai Rp 11.750 per kg.

Sementara berdasarkan infopangan.jakarta.go.id, harga beras IR64 di Jakarta berkisar Rp 8.500 hingga Rp 13.000 per kg.

Harga beras naik jadi pendorong inflasi Oktober

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Setianto, mencatat harga beras mengalami inflasi sebesar 1,13% dibandingkan bulan sebelumnya. Harga beras mengalami andil pada inflasi sebesar 0,34%.

Menurut catatan BPS per Oktober 2022, rata-rata kualitas beras premium di penggilingan mencapai sebesar Rp 10.402 per kilogram (kg) atau naik 10,08% dibandingkan dengan Oktober 2021.

Selain itu, Setianto mengatakan untuk beras kualitas medium di penggilingan mencapai Rp 10.043 per kg atau naik sebesar 11,46%. Serta untuk rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 9.516 per kg atau naik 10,26%.

Dia mengatakan, kenaikan harga beras didorong oleh kenaikan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). BPS mencatat, GKP naik 4,13% (mtm) dari yang sebelumnya seharga Rp 5.142 per kg menjadi Rp 5.891 per kg. Sedangkan untuk GKG juga naik 1,53% (mtm) menjadi Rp 5.354 per kg, dari yang sebelumnya seharga Rp 5.142 per kg.

"Sementara harga beras grosir naik 1,62% (mtm) menjadi 10.947 per kg dari sebelumnya Rp 10.772 per kg. Beras eceran juga mengalami kenaikan hingga 1,13% (mtm) menjadi Rp 11.850 per kg dari sebelumnya Rp 11.720 per kg,” ujar Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/11).

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...