Menteri Teten: UMKM Harus Berevolusi ke Produk Berbasis Teknologi

Tia Dwitiani Komalasari
22 November 2022, 14:27
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, saat menjadi pembicara dalam Entrepreneur Festival di Jakarta, Selasa (22/11).
Katadata
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, saat menjadi pembicara dalam Entrepreneur Festival di Jakarta, Selasa (22/11).

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM dalam negeri perlu melakukan evolusi untuk masuk ke produk-produk berbasis sains, inovasi teknologi, dan berbasis kreatif. Jika tidak dilakukan, maka pasar Indonesia terancam akan dikuasai produk impor.

Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, saat menjadi pembicara dalam Entrepreneur Festival di Jakarta, Selasa (22/11). Teten mengatakan, sebelumnya UMKM kerap identik dengan tiga produk yaitu keripik, batu akik, dan batik.

"Saya sudah mulai wanti-wanti, kalau ketemu dan ngadain acara lagi, jangan menghadirkan keripik lagi," ujar Teten.

Dia mengatakan, UMKM jangan hanya berkutat dengan produk-produk berbasis teknologi rendah. UMKM perlu menggunakan teknologi dalam mengembangkan bisnis model maupun produknya tersebut.

Hal ini penting agar UMKM bisa berdaya saing dan mempertahankan pasar dalam negeri yang cukup besar yaitu sebanyak 270 juta penduduk.

Dia mengatakan, saat ini banyak anak muda di Indonesia yang sudah mengembangkan platform perdagangan daring. Namun demikian, produk-produk dalam e-commerce tersebut masih lebih banyak dikuasai produk-produk luar negeri.

"Banyak inisiatif anak muda hanya kembangkan platform, tapi lupa bangun produk. Saya berkepentingan ke sana. Saya kira ini cukup baik kita bisa bervolusi," ujarnya.

Program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri

Kementerian Koperasi dan UKM telah menggelar ajang Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri untuk meningkatkan rasiko kewirausahan di Indonesia.  Program ini diikuti oleh 3.100 pelaku UMKM dari seluruh provinsi di Indonesia.

Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, mengatakan program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri memberikan sesi konsultasi kepada para calon wirausaha sesuai dengan kebutuhan masing-masing, mulai dari aspek pengembangan proses bisnis, penentuan target pasar, pemasaran digital, dan akses keuangan.

Azizah mengatakan, pelatihan kali ini benar-benar difokuskan pada apa yang dibutuhkan peserta. Hal itu tak lepas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan KemenkopUKM sebelumnya, bahwa pelatihan atau workshop kerap tak berdampak besar karena tak sesuai dengan kebutuhan para calon wirausaha. 

"Selain itu, program ini juga akan fokus pada wirausaha pemuda, wirausaha perempuan, dan wirausaha desa," kata Siti Azizah.

Dia mengatakan, program tersebut merupakan implementasi Perpres nomor 2 tahun 2022 tentang pengembangan kewirausahaan nasional dengan tujuan meningkatkan rasio kewirausahaan 3,95 persen di tahun 2024. Rasio kewirausahaan Indonesia saat ini berkisar di angka 3,47 persen.

Rasio kewirausahaan Indonesia itu masih di bawah beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand melampaui 4 persen, bahkan Singapura telah mencapai 8 persen.

"Pemerintah berupaya menambah jumlah wirausaha dan menaikkan skala pelaku usaha kecil ke usaha menengah agar struktur ekonomi menjadi lebih kuat. Diperlukan penambahan sekitar 1 juta wirausaha sampai tahun 2024," ucap Siti Azizah.

94,8% Peserta Puas

Katadata Insight Ceter atau KIC melakukan evaluasi terhadap program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM. Vice President KIC, Adek Media Roza, mengatakan bahwa evaluasi dilakukan dengan melibatkan 1.610 responden atau lebih dari separuh peserta program Pahlawan Tumpuan Ekonomi yang berjumlah 3.100 peserta,

Selain survey kuantitatif, KIC juga melakukan survey kualitatif melalui Focus Group Discussion dengan sepuluh peserta.

"Kami melakukan tiga pengukuran yaitu dampak Program Pahlwan Tumpuan Ekonomi Negeri pada individu, terhadap kemajuan usaha, dan sebaran dampak di seluruh Indonesia," ujarnya.

Dari hasil survey tersebut, Program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri mendapatkan tingkat kepuasan individu yang tinggi yaitu 94,8%. Selain itu, sebanyak 93,9% mengalami kemajuan usaha setelah mengikuti program tersebut.

Adek mengatakan, KIC juga meminta para responden mengajukan skor 1-10 terhadap beberapa indikator. Hasilnya, program ini memberikan pengembangan diri dengan skor 8,8. Sementara tata cara wirausaha mendapatkan skor 8,7. Responden juga memberikan skor 8,8 untuk pertanyaan apakah program ini bisa memberikan motivasi bagi pelaku usaha.

Selain survey kuantitatif, KIC juga menanyakan dampak tidak langsung terhadap Program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri. Hasilnya program ini dinilai menginspirasi karena peserta bisa saling berbagi pengalaman satu sama lain. Selain itu, program ini juga dinilai empowering karena peserta bisa mendapatkan pengetahuan yang berdampak pada motivasi yang diperbaharui dan memiliki tujuan baru untuk dicapai.

Program ini juga berhasil membuat peserta belajar untuk merubah cara berpikir dan tata cara berwira usaha. Peserta juga bisa mendapatkan jaringan atau networking saat mengikuti program ini.

Menurut ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022, Indonesia memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbanyak di kawasan ASEAN.

Laporan tersebut mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021 mencapai sekitar 65,46 juta unit. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti terlihat pada grafik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...