Harga Beras Naik di Atas HET di 33 Provinsi, Pedagang Sulit Dapat Stok
Pedagang pasar tradisional mengeluhkan pasokan beras yang sulit didapatkan jelang Ramadan. Kondisi ini menyebabkan harga beras menjadi semakin meroket.
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Don Muzakir mengatakan, pedagang bingung karena tidak memiliki stok beras yang banyak jelang Ramadan. Padahal permintaan bahan pokok biasanya bertambah jelag Ramadan.
"Temen-temen di daerah sudah komunikasi, pasar-pasar sedang mengalami kelangkaan beras," ujar Don saat dihubungi, Katadata.co.id, Jumat (10/3).
Don mengatakan, stok menipis menyebabkan harga beras menjadi naik di sejumlah pasar tradisional. "Biasanya harga beras naiknya cuma Rp 500 per kg, tapi ini sampai Rp 1.000 bahkan Rp 1.500 per kg per minggu," ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata nasional harga beras Medium I saat ini mencapai Rp 13.200 per kg pada Jumat (10/3). Harga beras tersebut jauh di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET beras medium mencapai Rp 9.450 per kg sampai 10.250 per kg.
Dari 34 provinsi, hanya Nusa Tenggara Barat yang memiliki harga beras medium sesuai HET yaitu mencapai Rp 9.250 per kg. Harga beras medium tertinggi terdapat di Kalimantan Selatan Rp 15.950 per kg. Sementara harga beras medium di Jakarta mencapai Rp 14.850 per kg.
Sulit Dapat Beras Bulog
Sementara itu, masyarakat di sejumlah daerah mengaku mengalami kesulitan untuk mendapatkan beras Bulog dengan harga yang murah di pasar-pasar tradisional. Misalnya saja di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur, warga tidak menemukan beras Bulog di pasar tradisional sejak awal pekan ini.
"Sejak kemarin kami sulit mendapatkan beras Bulog di pasar-pasar. Kami sangat membutuhkan beras Bulog karena harganya murah dan bisa terjangkau warga yang berpenghasilan rendah," kata Desi Lona warga Kecamatan Kelapa Lima saat ditemui di Pasar Kasih Naikoten Kota Kupang, seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu Sultan salah seorang pedagang beras di Pasar Kasih Naikoten mengaku banyak warga yang mencari beras Bulog karena harganya lebih murah dari beras jenis lainnya. Menurut dia, Bulog NTT hanya memasok kebutuhan beras Bulog satu ton/hari untuk para pedagang beras di Pasar Kasih Naikoten. Sementara kebutuhan buat masyarakat lebih dari satu ton.
"Kami mendapat satu ton beras Bulog setiap hari untuk dijual tetapi jumlah yang ada itu tidak cukup karena permintaan sangat tinggi. Kami menjual dengan harga yang telah ditentukan Bulog yaitu Rp9.950/kg," kata Sultan.
Stok Langka di Tengah Panen Raya
Kondisi pasokan beras yang sulit didapatkan di pasar tradisional tersebut terjadi di tengah panen raya. Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia, Dwi Andreas, mengatakan saat ini distributor dan penggilingan padi masih mengisi stok terlebih dahulu setelah sebelumnya mengalami kekosongan.
"Harga beras mahal karena stok kemarin berkurang sehingga semuanya mengusui stok. Sehingga ya hukum pasar, harga masih relatif tinggi, ujarnya kepada Katadata.co.id, Juat (10/3).
Dia mengatakan, kondisi ini menguntungkan petani karena harga gabah dijual di atas biaya usaha tani. Dari hasil survei AB2TI di 30 kabupaten sentra produksi padi, biaya usaha tani saat ini mencapai Rp 5.667 per kg.
"Meskipun di atas biaya usaha tani, namun harga jualnya masih tipis yaitu antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000 per kg," kata dia.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras di Indonesia terus naik sejak Agustus 2022 sampai awal tahun ini.
Pada Februari 2023 rata-rata harga beras kualitas premium secara nasional mencapai Rp13.521 per kilogram (kg). Harga tersebut naik 9% dibanding Februari 2022 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Kenaikan juga terjadi pada beras kualitas medium. Pada Februari 2023 rata-rataharga beras medium nasional mencapai Rp11.707 per kg, naik 12,5% (yoy) dan menjadi harga termahal sejak 2018.