Tol Puncak Tak Akan Dibangun di Era Jokowi, Ini Alasannya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana untuk membangun jalan Tol Puncak atau Tol Caringin-Cisarua. Namun konstruksi jalan bebas hambatan tersebut dijadwalkan setelah 2024 atau oleh pemerintahan selanjutnya.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan proyek tersebut tidak dilakukan pada tahun ini lantaran ada proyek perbaikan jalan daerah rusak. Proyek tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.
Endra menjelaskan ada dua ruas jalan yang diperbaiki akibat Inpres tersebut di Kabupaten Bogor, yakni ruas Sukamakmur-Sukawangi dan Ruas Mengker Gunung batu. Kedua ruas tersebut mulai diperbaiki pada 17 September 2023.
"Sekarang sudah ada Tol Bocimi dan jalan alternatif ke puncak yang melalui daerah Mengker. Jadi, Tol Puncak kelihatannya tidak dibangun tahun ini," kata Endra di Kementerian PUPR, Jumat (2/2).
Selain itu, Endra mengatakan, proyek Tol Puncak masih dalam proses studi kelayakan. Terdapat empat faktor yang menjadi pertimbangan dalam studi kelayakan sebuah jalan tol, yakni sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknis.
Endra menggarisbawahi dua faktor dalam studi kelayakan Tol Puncak, yakni faktor ekonomi dan lingkungan. Sebab, jalur Tol Puncak berdekatan dengan hutan lindung dan tanah milik masyarakat dengan valuasi tinggi.
Menurut dia, jalur biaya konstruksi Tol Puncak dapat ditekan jika tidak melalui tanah masyarakat. Namun jalur tersebut kemungkinan besar harus menerobos kawasan hutan lindung.
Di samping itu, biaya konstruksi Tol Puncak dapat membengkak jika harus memaksa menghindari kawasan hutan lindung. Oleh karena itu, Endra menilai studi kelayakan saat ini menjadi penting untuk keseimbangan antara faktor teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Kalau sudah studi kelayakan sudah optimal, akan ditemukan beberapa pilihan yang diputuskan pemerintah. Lalu kami akan cari investor dan melelang proyek tersebut," ujarnya.
Untuk diketahui, Tol Puncak dirancang memiliki panjang 52 kilometer yang menghabiskan anggaran hingga Rp 25 triliun. Tol tersebut ditargetkan beroperasi pada 2030-2034 dan telah tercantum dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol.
Adapun untuk pemrakarsa tersebut berasal dari PT Matra Sarana Arsitama dan Swoosh Capital KFT. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di ruas non tol Puncak, Jawa Barat yang kerap terjadi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan pembangunan jalan tol adalah solusi terbaik yang mungkin dilakukan untuk menangani kemacetan di kawasan Puncak.
Menurutnya, pemerintah berencana untuk melakukan pembangunan jalan bebas hambatan alias jalan tol dari Caringin menuju Puncak dengan total panjang 18 kilometer. Rutenya, mulai dari Caringin-Cisarua-Gunung Mas.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Triono Junoasmono mengatakan Tol Puncak nantinya memiliki 5 seksi. Namun Triono menyampaikan proyek tersebut bersifat tentatif lantaran bukan diprakarsai pemerintah.
Saat ini rincian tol tersebut baru sampai tiga seksi. Seksi 1 sepanjang 11,6 km dengan biaya hingga Rp 3,1 triliun. Lalu untuk seksi 2 sepanjang 6,9 km menghabiskan biaya konstruksi sebesar Rp 2,4 triliun. Sementara untuk seksi 3 sepanjang 9,7 km membutuhkan biaya Rp 8,02 triliun.
"Kalau secara jaringan yang kami rencanakan adalah dari titik-titik nya tidak spesifik, tapi kalau kita lihat dari jalur masuknya itu Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) itu bisa lanjut ke Puncak tembus ke Cianjur," kata dia.
Dia menjelaskan, Jalan Tol Puncak tersebut sifatnya akan terus menyambung dengan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, nantinya tol itu akan langsung tembus ke arah Cianjur.
Menurut dia, kedua pemrakarsa sudah mengusulkan pembangunan jalan tol Puncak ke Kementerian PUPR. Pemerintah sudah memberikan izin agar mereka melanjutkan kajian terkait pembangunan tol tersebut.
"Semoga dalam waktu dekat para pemrakarsa sudah menyelesaikan kajiannya, dan akan kami evaluasi. Sehingga nanti dapat kami sampaikan ke rekan-rekan media," kata dia.