Garuda akan Tambah Frekuensi Terbang 16 Rute Domestik, Kemana Saja?

Ringkasan
- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan emiten konsumer akan mengalami pertumbuhan moderat di tengah tantangan ekonomi tahun depan, dengan laba kuartal II 2024 yang sesuai perkiraan, tidak mempertimbangkan dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
- Abyan Yuntoharjo dari Mirae Asset Sekuritas menyatakan prospek bisnis perusahaan konsumer netral menghadapi tantangan ekonomi dan belanja konsumen yang rendah, dengan pertumbuhan penjualan di kuartal kedua diperkirakan lebih lambat. Namun, saham-saham konsumer tertentu seperti PT Mayora Indah Tbk, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk diharapkan mengungguli kinerja sektor, didukung ekspor, pemasaran, dan ketahanan di tengah tantangan ekonomi.
- Kebijakan pemerintah dan hasil Pemilu berdampak besar pada sektor konsumer, dengan perubahan kebijakan pemerintahan baru bisa mengundang ketidakpastian, pengaruh pada pola konsumsi, dan performa sektor konsumer non-siklikal yang menghadapi tantangan besar dengan prospek pertumbuhan terbatas. Faktor-faktor ini serta prioritas konsumen pada kebutuhan pokok akan memperlambat laju pertumbuhan sektor konsumer non-siklikal di masa depan.

PT Garuda Indonesia Tbk akan meningkatkan frekuensi penerbangan untuk lima rute internasional dan 16 rute domestik pada tahun ini. Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan emiten maskapai berkode GIAA ini.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan peningkatan frekuensi tersebut sejalan dengan penambahan armada menjadi 80 pesawat pada akhir tahun ini. Jumlah pesawat GIAA saat ini adalah 69 unit per September 2023.
"Pertumbuhan pariwisata nasional yang diprediksi akan pulih sepenuhnya pada tahun ini serta target pemerintah dalam peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara 2024 sebesar 68% dari target tahun sebelumnya," kata Irfan dalam keterangan resmi, Jumat (1/3).
Irfan mengatakan, penambahan frekuensi akhirnya akan memberikan aksesibilitas udara yang beragam bagi ekosistem pariwisata nasional. Ia berencana menambah frekuensi penerbangan domestik maupun internasional.
GIIA akan menambah frekuensi lima rute penerbangan, yakni Sidney-Denpasar, Melbourne-Denpasar, Seoul-Jakarta, Seoul-Denpasar, dan Tokyo-Jakarta pada akhir Maret 2024. Frekuensi penerbangan seluruh rute tersebut akan ditambah menjadi tujuh kali seminggu, kecuali Seoul-Jakarta menjadi lima kali seminggu.
Untuk rute domestik, Irfan berencana menambah frekuensi penerbangan pada 16 rute mulai dari satu hingga delapan penerbangan per minggu. Seluruh rute penerbangan tersebut menuju atau berangkat dari Jakarta. Peningkatan frekuensi penebangan tersebut akan dilakukan secara bertahap pada April-Agustus 2024.
Penambahan frekuensi penerbangan terbanyak adalah rute Jakarta-Palembang yang ditambah delapan penerbangan menjadi 32 kali seminggu. Sebanyak 16 rute yang akan ditambah frekuensi penerbangannya adalah ke kota Palembang, Yogyakarta, Pontianak, Batam, Pekanbaru, Padang, Semarang, Balikpapan, Makassar, Banda Aceh, Pangkalpinang, Tanjung Pinang, Malang, Labuan Bajo, Lombok, dan Gorontalo.
Irfan berharap peningkatan frekuensi penerbangan domestik dapat mendorong perjalanan wisatawan mancanegara ke banyak destinasi. Ia memandang peningkatan frekuensi penerbangn dapat menjadi stimulan perjalanan masyarakat.
"Hal tersebut dapat menjadi momentum untuk mempromosikan destinasi-destinasi wisata unggulan, sehingga berdampak positif pada perekonomian nasional," katanya.
Irfan sebelumnya berencana untuk menambah jumlah pesawat secara konservatif. Menurutnya, pesawat tersebut dapat berasal dari Airbus SE maupun Boeing Company.
Berdasarkan laman resmi GIAA, Garuda memiliki 47 pesawat Boeing dan 22 pesawat Airbus. Secara rinci, GIAA kini mengoperasikan 39 unit Boeing 737-800NG, 8 Boeing 777-300ER, 16 unit Airbus A330-300, 3 unit Airbus A330-200, dan 3 Airbus A330-900neo.
Berdasarkan catatan Katadata.co.id, jumlah unit pesawat GIAA terus bertambah pada 2010-2020 dari 89 unit pada 2010 menjadi 210 unit pada 2020. Namun angka tersebut konsisten menurun menjadi 178 unit pada 2021 dan kembali susut menjadi 87 unit pada 2022.
GIAA tercatat hanya mengoperasikan sekitar 50 uni pesawat pada pandemi Covid-19. Adapun, GIAA melakukan penambahan armada sebanyak lima unit pesawat pada tahun lalu. Sebanyak dua unit Boeing 737-800NG tercatat tiba di dalam negeri pada Agustus 2023.