Harga Acuan Gula Naik, Pengusaha: Petani Akan Untung pada Musim Giling

Andi M. Arief
19 April 2024, 20:04
Harga gula naik
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww.
Petugas mengemas paket sembako pada Pasar Murah di Desa Sibowi, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (29/11/2023).
Button AI Summarize

Asosiasi Gula Indonesia atau AGI menilai salah satu tujuan relaksasi Harga Acuan Pemerintah atau HAP gula adalah membantu petani gula. Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi mengatakan aturan tersebut akan meniadakan potensi pedagang untuk mengambil keuntungan terlalu besar pada musim giling selama Mei-September 2024.

Menurut Yadi, biaya produksi petani gula saat ini telah naik menjadi Rp 13.500 per kg. Sementara itu, harga jual gula yang ideal dinikmati petani saat ini sekitar Rp 15.000 per kg.

"Otomatis harga jual gula yang ideal di tingkat petani adalah 10% sampai 15% dari biaya produksi. Kalau HAP gula masih Rp 16.000 per kg, jatuhnya harga yang dinikmati petani hanya Rp 14.500 per kg, itu terlalu pas-pasan," kata Yadi kepada  Katadata.co.id, Jumat (19/4).

Sebelumnya pemerintah telah menyesuaikan HAP gula konsumsi menjadi Rp 17.500 per kg hingga akhir Mei 2024. Dengan demikian, Yadi menilai harga gula yang dinikmati petani dapat mencapai Rp 15.500 per kg.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyatakan penyesuaian HAP gula salah satunya didorong oleh peningkatan harga gula global. Walau demikian, Arief berpendapat peningkatan harga tersebut menjadi peluang pemerintah untuk menyerap gula di dalam negeri.

"Jangan sampai saat teman-teman Kementerian Pertanian dan petani sudah memproduksi gula di dalam negeri dan tidak diserap," kata Arief di Kompleks Kementerian Pertanian, Kamis (18/4).

HAP gula konsumsi dalam kondisi normal adalah Rp 16.000 per kg di tingkat konsumen. Surat Edaran tersebut menyampaikan pertimbangan utama relaksasi HAP gula konsumsi saat ini adalah tingginya harga gula konsumsi atau hingga Rp 18.000 per kg di pasar.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mencatat harga gula konsumsi di tingkat pabrikan hanya Rp 15.300 sampai Rp 15.700 per kg. Sementara itu, harga gula konsumsi di tingkat pedagang adalah Rp 16.300 sampai Rp 16.500 per kg.

Walau demikian, Ketut menuliskan bahwa kenaikan harga gula tersebut belum tentu dinikmati oleh petani tebu selama musim giling pada Mei-September 2024. Maka dari itu, peningkatan HAP dinilai menjadi Rp 17.500 dinilai perlu agar gula konsumsi besutan petani lokal dapat diserap.

Berdasarkan paparan Bapanas, produksi gula nasional diprediksi mencapai 2,38 juta ton sepanjang tahun ini. Sementara itu, kuota impor gula konsumsi sepanjang 2024 adalah 708.609 ton.

Adapun, stok gula konsumsi awal tahun ini mencapai 1,14 juta ton. Dengan demikian, total ketersediaan gula konsumsi di dalam negeri tahun ini mencapai 4,23 juta ton dengan proyeksi kebutuhan gula konsumsi mencapai 2,93 juta ton atau 244.449 ton per bulan.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...