Pemerintah Perkirakan Ekspor CPO dan Realisasi DMO Membaik Bulan Ini
Kementerian Perdagangan memproyeksi performa ekspor minyak sawit mentah atau CPO akan membaik pada April 2024. Sebab, jumlah persetujuan ekspor atau PE yang diterbitkan pemerintah jauh lebih besar dari realisasi ekspor pada bulan yang sama.
Berdasarkan data Kemendag, persetujuan ekspor CPO yang terbit pada Maret 2024 mencapai 1,55 juta ton. Namun, realisasi ekspor pada bulan yang sama hanya 855.654 ton. Selain itu, jumlah minyak goreng untuk aturan pemenuhan pasar domestik atau DMO naik 24,67% secara bulanan menjadi 163.924 ton.
"Karena itu, prediksinya ekspor pada April-Mei 2024 akan lebih baik dan harapannya meningkatkan realisasi DMO," kata Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Bambang Wisnubroto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 di Jakarta, Senin (22/4).
Ia mendata volume minyak goreng sebagai pemenuhan DMO pada 1 hingga 19 April 2024 baru sejumlah 82.531 ton. Angka tersebut setara dengan 27,5% dari target DMO per bulan yang mencapai 300 ribu ton.
Rendahnya data pemenuhan DMO tersebut disebabkan oleh banyaknya laporan yang belum masuk. Selain itu, Bambang menyampaikan pemenuhan DMO bulan ini terhambat musim libur Idulfitri 2024.
Bambang menyampaikan pasar CPO global baru akan membaik pada Mei 2024. Perbaikan pasar tersebut akan diikuti dengan perbaikan pasokan CPO pada kuartal kedua tahun ini.
Indeks Pangan FAO
Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencapai 118,3 poin pada Maret 2024, naik 1,3 poin (1,1%) dari bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu harga minyak nabati, produk susu, dan daging.
"Indeks tersebut mencatat kenaikan pertama setelah mengalami tren penurunan selama tujuh bulan, tapi turun 9,9 poin (7,7%) dari nilainya pada tahun lalu," tulis laporan FAO.
Harga minyak sawit internasional terus meningkat karena penurunan produksi secara musiman di negara-negara produsen utama. Selain itu, tingginya permintaan domestik di Asia Tenggara turut mendongkrak harga minyak sawit.
Harganya di bursa berjangka Malaysia turun 1,1% menjadi 4.514 ringgit per ton pada perdagangan 8 April 2024 dari penutupan sebelumnya. Harga CPO sempat menyentuh level tertingginya 4.579 ringgit per ton pada 3 April lalu.
Dibandingkan perdagangan awal tahun, harga CPO di pasar spot naik 24,25% (year to date/ytd). Pada periode yang sama, secara tahunan harga CPO telah turun 32,44%.