Genjot Pasokan Migor Murah, Pemerintah Evaluasi Harga MinyaKita
Kementerian Perdagangan sedang mengevaluasi harga eceran tertinggi atau HET untuk minyak goreng murah merek pemerintah, yaitu MinyaKita. Penyesuaian tersebut dinilai penting untuk meningkatkan minat pemenuhan aturan kewajiban pasar domestik atau DMO.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan HET MinyaKita sudah berjalan selama dua tahun tanpa ada evaluasi. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 49 Tahun 2022 mengatur harga eceran tertingginya di Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
"Kami akan lakukan kajian secara internal untuk menyelesaikan HET. Kajian tersebut akan meningkatkan ketertarikan pengusaha dalam memenuhi DMO," kata Bambang dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 di Jakarta, Senin (22/4).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan perubahan HET MinyaKita pada akhirnya akan mengubah aturan kewajiban harga domestik atau DPO dalam pemenuhan DMO. Dengan demikian, harganya tidak mungkin turun setelah evaluasi tersebut.
Pembuatan kajian evaluasi HET Minyakita telah berjalan sebelum Ramadan 2024. Evaluasinya masih panjang karena belum masuk proses harmonisasi aturan antar kementerian dan lembaga.
"Saya belum tahu HET MinyaKita akan tetap atau naik, tapi tidak mungkin untuk turun. Evaluasinya ditargetkan selesai sebelum Oktober 2024," kata Isy.
Berdasarkan data Kemendag, rata-rata nasional harga MinyaKita Rp 15.900 per kg di tingkat konsumen. Isy sebelumnya menyampaikan, kenaikan harga tersebut disebabkan oleh berkurangnya pasokan minyak goreng di pasar.
MinyaKita merupakan hasil minyak goreng DMO yang disetor para eksportir minyak sawit mentah. Isy mengatakan, target kewajiban memenuhi pasar domestik tidak akan dinaikkan lantaran kebutuhan minyak goreng nasional hanya 239 ribu ton per bulan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya mengatakan, HET MinyaKita tidak akan diubah hingga Pemilu 2024 berakhir. Menurut dia, harganya seharusnya sudah naik dari Rp 14 ribu menjadi Rp 15 ribu per liter.
"Memang harusnya harga MinyaKita naik sedikit, senilai Rp 1.000 per liter, tapi belum kami lakukan. Maklum, karena mau Pemilu," kata Zulhas pada 27 November lalu.