Harga Tinggi, Pemerintah: Tidak Ada Gula Impor hingga November 2024
Badan Pangan Nasional menyatakan tidak akan ada gula impor yang tiba di dalam negeri saat ini. Sebab, keran impor gula ditutup pada 31 Mei 2024.
"Nanti, setelah 31 Oktober 2024, dapat masuk lagi gula impor sampai batas waktu 31 Desember 2024," kata Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto kepada Katadata.co.id, Rabu (8/5).
Jumah perizinan impor yang diterbitkan pada awal tahun ini sebanyak 220.750 ton, mayoritas berasal dari Brasil. Realisasinya secara tahun berjalan baru mencapai 132.450 ton.
Capaian yang rendah tersebut karena tingginya harga gula internasional. Berdasarkan data Trading Economics, data gula internasional konsisten berada di atas US$ 20 per pon pada kuartal pertama 2024.
Harga gula internasional baru turun ke bawah US$ 20 per pon pada pertengahan April 2024. Per hari ini angkanya di US$ 19,9 per pon.
Di dalam negeri, Bapanas mencatat, rata-rata harga gula konsumsi mencapai Rp 18.380 per kilogram per hari ini. Angka tersebut naik hampir Rp 500 per kg selama 30 hari terakhir.
Stok gula konsumsi awal tahun ini mencapai 1,14 juta ton. Dengan demikian, total ketersediaan gula konsumsi di dalam negeri tahun ini mencapai 4,23 juta ton dengan proyeksi kebutuhan gula konsumsi mencapai 2,93 juta ton atau 244.449 ton per bulan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan harga gula konsumsi telah tumbuh menjadi lebih Rp 16.000 per kilogram.
Ia belum dapat memastikan apakah minimnya stok gula di pasar disebabkan oleh peningkatan penyerapan gula konsumsi oleh sektor usaha. Pemerintah lalu menurunkan harga acuan penjualan (HAP) gula untuk menggenjot realisasi impor gula.
Dari sisi pasokan, gula konsumsi di dalam negeri masih cukup hingga bulan depan atau hingga 330 ribu ton. "Artinya, stok gula konsumsi di dalam negeri cukup untuk satu setengah sampai dua bulan," katanya.