Pemerintah Cari Investor untuk Perbesar Bandara Komodo
Pemerintah berencana mengembangkan Bandara Internasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, rencana pengembangan bandara tersebut dapat menggunakan skema pendanaan kreatif Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha pada beberapa infrastruktur perhubungan.
"Kami sedang mencari mitra lokal dan mitra internasional agar creative financing bisa dilakukan di bandara dekat Labuan Bajo ini," kata Budi dalam Rakernas Percepatan dan Pra-Evaluasi PSN, Selasa (14/5).
Bandara Komodo saatt ini memiliki panjang runway 2.650 dan lebar 45 meter yang dapat melayani pesawat tipe A320 dan B738. Bandara tersebut dapat memarkir tujuh unit pesawat dengan rincian empat pesawat narrow body dan tiga pesawat baling-baling.
Budi mengakui kapasitas Bandara Komodo saat ini sebenarnya terbilang kecil. Namun, menurut dia, Budi menilai bandara tersebut memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan. "Kami yaini Labuan Bajo ini 'Bali' selanjutnya," ujarnya.
Budi mengumumkan bahwa pemerintah membuka diri terhadap pembiayaan kreatif untuk pembangunan maupun pengelolaan infrastruktur perhubungan, seperti bandara, pelabuhan, hingga kereta api. Menurutnya, investasi pihak swasta diperlukan agar biaya operasi transportasi tidak lagi menggunakan anggaran negara.
Oleh karena itu, Budi berkomitmen untuk menerbitkan regulasi investasi bidang transportasi yang lebih mudah. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut regulasi yang dimaksud
Budi sebelumnya mencatat, baru ada lima proyek perhubungan yang berhasil dibangun dengan creative financing senilai Rp 32,32 triliun. Proyek tersebut adalah Pelabuhan Patimbang, Kereta Api Makassar-Parepare, Bandara Kediri, Proving Ground Bekasi, da Pelabuhan Anggrek.
Hingga akhir tahun lalu, ada tujuh proyek yang direncanakan didanai dengan skema KPBU senilai Rp 21,35 triliun. Ketujuh proyek KPBU tersebut adalah:
- Terminal Bus Tipe A Betan Subing
- Terminal Bus Tipe A Purabaya
- TOD Poris Plawad
- Pelabuhan Bau-Bau
- Kereta Api Prabumulih-Tarakan
- Bandara Singkawang
- Bandara Bintan
Budi juga menilai, strategi pembiayaan kreatif tidak berkelanjutan untuk iklim bisnis saat ini. Pemerintah perlu menyederhanakan peraturan investasi di dalam negeri.
"Memberikan izin investasi jangan berbelit-belit. Kalau bisa kita lebih cepat bergerak, bahkan kami lebih aktif dari investor sehingga proses investasi kami selesaikan dengan baik," ujarnya.