Bos PTFI: Investasi Smelter Manyar Rp 58 T, Jadi Portofolio Pak Bahlil

Mela Syaharani
27 Juni 2024, 16:43
smelter, manyar, freeport, ptfi, tembaga, bahlil, bahlil lahadalia, investasi
ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kiri) bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kiri), Plt Dirjen Minerba Letjen TNI (Purn) Bambang Suswantono (kedua kanan), Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono (kanan), Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (kiri), dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas (ketiga kanan) menekan tombol saat Peresmian Operasi Smelter PTFI di Smelter PTFI, Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial
Button AI Summarize

PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan bahwa total investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga Manyar mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.

“Ini adalah salah satu investasi besar dan menjadi portofolio bagi Pak Menteri Investasi atas realisasi investasi yang dilakukan PTFI disini,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam acara peresmian operasi smelter Manyar yang dipantau melalui kanal Youtube Freeport Indonesia pada Kamis (27/6).

Smelter Manyar ini berada di kawasan ekonomi khusus (KEK) Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Tony mengatakan pembangunan smelter ini merupakan tantangan besar.

Tony mengatakan Smelter Manyar merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Dari kapasitas tersebut, smelter ini akan menghasilkan 650 ribu ton katoda tembaga.

Produksi katoda tembaga ini akan dimulai pada Agustus. Tony menjelaskan bahwa meski sudah beroperasi, smelter ini masih membutuhkan waktu sekitar enam hingga 10 minggu untuk memanaskan seluruh komponennya agar mencapai titik panas tertentu. Hal ini dilakukan agar bisa memproses konsentrat tembaga dengan maksimal.

“Konsentrat dimasukkan, kemudian diolah, di furnish itu, dimasak di bentuk anode casting yang tadi kami lihat kemudian dibawa ke electro refinery. Setelah itu, dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu di electro refinery dalam memproses katoda tembaga,” ujarnya.

“Jadi diperkirakan kalau kami mencoba dorong untuk dapat memproduksikan katoda tembaganya pertama nanti di sekitar pertengahan Agustus, semoga bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus,” kata Tony melanjutkan.

Sementara itu Tony mengatakan, puncak produksi atau maximum capacity dari smelter ini dapat dicapai pada Desember 2024. Smelter ini juga dapat memurnikan lumpur anoda yang akan menghasilkan mineral seperti emas dan perak. “Jumlah emasnya kira-kira antara 50 sampai 60 ton dan peraknya sekitar 220 ton per tahun,” ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...