Tips Jasa Raharja untuk Warga yang Akan Mudik Natal
PT Jasa Raharja mengimbau masyarakat untuk memilih layanan bus pariwisata dengan sopir yang disiplin terhadap waktu istirahat. Hal ini dinilai penting untuk menjaga keselamatan penumpang.
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan Achmad Purwantono menemukan, banyak pengemudi bus pariwisata yang menghindari waktu istirahat. Menurutnya, perilaku tersebut merupakan akar dari kecelakaan yang terjadi di Kilometer 498+800 Tol Solo-Ngawi arah Jakarta yang menelan enam korban jiwa.
"Masyarakat harus memastikan ada dua supir jika waktu perjalanan lebih dari dua hari jika melakukan perjalanan dengan bus pada Natal dan Tahun Baru 2024/2025," kata Rivan di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (10/12).
Sebanyak enam korban jiwa dalam kecelakaan di Tol Solo-Ngawi tersebut terdiri dari empat penumpang dewasa dan dua balita. Sementara itu, 14 penumpang lainnya mengalami luka ringan.
Kepolisian mencatat kecelakaan tersebut disebabkan oleh sopir yang mengantuk. hal tersebut membuat badan mobil rusak dari bagian depan hingga tengah.
Rivan menegaskan perjalanan bus yang dipaksakan tanpa personil lebih atau waktu istirahat umumnya memiliki tarif yang lebih murah. Karena itu, masyarakat harus memastikan sopir bus dalam perjalanan nanti memiliki waktu istirahat.
Di sisi lain, Rivan mengatakan pemerintah telah melakukan inspeksi atau ramp check pada bus pariwisata dan truk logistik di alam negeri. Menurutnya, inspeksi dalam menghadapi Nataru 2024/2025 akan menuntut pemilik dan sopir bus bertanggung jawab terhadap kendaraan yang akan digunakan nanti.
Hasil survei Kementerian Perhubungan memprediksi, sekitar 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan saat libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Potensi perjalanan ini tersebar di seluruh provinsi Indonesia selama 22 hari, atau dari 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2024.
Berdasarkan moda transportasi yang akan digunakan, masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi, dengan proporsinya mencapai 53,78% atau mencapai 39,92 juta orang. Sedangkan 19,6 juta orang diperkirakan menggunakan sepeda motor, 16,64 juta orang menggunakan bus, 14,22 juta orang menggunakan kereta, 9,8 juta menggunakan pesawa, 5,43 juta orang menggunakan kapal penyeberangan, dan 2,62 juta orang menggunakan kapal laut.
"Alasan terbesar mereka melakukan perjalanan dalam periode liburan Nataru adalah untuk pergi ke lokasi wisata. Jumlahnya sebesar 45,63%," kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam rapat bersama Komisi V DPR, Rabu (4/12/2024).