Jelang Lebaran 2025, Menteri Erick Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Penumpang
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berencana menambah armada pesawat milik maskapai pelat merah untuk mudik Lebaran 2025. Frekuensi penerbangan diperkirakan melonjak lima kali lipat dari capaian musim Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Ia belum dapat memastikan apakah kebijakan diskon 10% tarif tiket pesawat saat Nataru akan dilanjutkan untuk perjalanan pada akhir Ramadan 2025. "Jadi, inovasi sejauh ini untuk Lebaran 2025 hanya menambah jumlah pesawat," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1).
Ia meminta seluruh maskapai pelat merah memetakan jumlah pesawat masing-masing. Momen Ramadan 2025 akan berlangsung kurang dari tiga bulan, tepatnya pada Maret 2025.
Dalam hitungannya, jumlah pesawat yang dibutuhkan di dalam negeri mencapai 750 unit. Dengan kata lain, jumlah pesawat nasional masih kurang sekitar 44% dari kebutuhan atau hanya tersedia sekitar 420 unit.
Pemerintah saat ini memiliki tiga maskapai di dalam negeri, yakni PT Garuda Indonesia Tbk, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink Indonesia. Ketiga maskapai tersebut .mengoperasikan sekitar 131 unit atau sekitar 31% dari total pesawat yang beroperasi di dalam negeri.
Secara rinci, Garuda Indonesia mengoperasikan 69 unit, Citilink sekitar 56 unit, dan Pelita sejumlah 12 unit. Akan tetapi, jumlah pesawat yang bisa mengudara dari seluruh pesawat milik maskapai negara hanya 90% dari total pesawat beroperasi atau 118 unit.
Rencana Penambahan Pesawat Maskapai BUMN
Direktur Utama Citilink Dewa Kadek Rai menjelaskan 19 unit pesawat milik Citilink masih didaratkan lantaran butuh proses perbaikan. Targetnya, seluruh pesawat dapat mengudara secara penuh pada tahun ini. "Dengan demikian, semua 56 unit pesawat kami bisa terbang hingga akhir tahun," katanya.
Garuda Indonesia berencana menambah 20 unit pesawat pada 2025. Direktur Utama Garuda Wamildan Tsani Panjaitan menargetkan dapat mengoperasikan 89 unit pesawat hingga akhir 2025.
Jenis pesawat yang mendominasi di Garuda adalah hasil produksi Boeing atau hingga 47 unit. Angka tersebut setara dengan 68% dari total pesawat Garuda yang kini mengudara.
Wamildan belum memastikan apakah seluruh pesawat baru milik Garuda akan datang dari Boeing atau merek lain. Wamildan berargumen pihaknya tidak memiliki banyak pilihan lantaran populasi pesawat di pasar global yang terus menyusut. "Saat ini sulit mencari pesawat yang tersedia baik dalam kondisi baru maupun bekas," ucapnya.
Tiga pesawat Boeing dalam waktu dekat akan datang. Sebanyak dua unit pada bulan ini dan satu unit pada bulan depan. Ketiga pesawat tersebut adalah Boeing dalam seri 737.
Secara umum, pesawat Boeing seri 737 menjadi jenis pesawat paling populer di dalam negeri lantaran mencapai setidaknya 133 unit atau sekitar 30% dari total pesawat di dalam negeri.
Terakhir, Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan berencana menambah enam unit pesawat pada tahun ini. Perusahaan menargetkan total pesawat yang dioperasikan mencapai 18 unit pada akhir 2025.
Secara rinci, Dendy menargetkan dua dari enam pesawat baru tersebut adalah pesawat berbadan lebar agar dapat membantu operasi Garuda. "Pesawat yang kami gunakan saat ini seluruhnya buatan Airbus," ujarnya