Pertamina Fokus Bisnis Migas, Pelita Air akan Bergabung dengan Garuda Indonesia
PT Pertamina (Persero) tengah menjajaki penggabungan anak perusahaan mereka di bidang penerbangan, Pelita Air, dengan maskapai nasional Garuda Indonesia. Penggabungan ini akan berada di bawah koordinasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pertamina dan Garuda Indonesia merupakan dua perusahaan yang termasuk dalam badan usaha milik negara (BUMN) yang saat ini berada di bawah naungan Danantara.
“Kami akan gabungkan, atau clustering dengan perusahaan sejenis. Contohnya untuk maskapai penerbangan kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (12/9).
Dia menjelaskan penggabungan unit usaha dengan BUMN lain dilandasi oleh perusahaan yang ingin lebih fokus pada bisnis utama mereka di bidang minyak, gas bumi dan energi baru terbarukan.
“Kami melakukan optimasi proses bisnis di seluruh lini sehingga setiap aktivitas dapat berjalan lebih efisien dan efektif, untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder,” ujarnya.
Simon menyebut penggabungan ini berpeluang dilakukan di bawah koordinasi Danantara, yang mana merupakan pemilik 99% saham Pertamina seri B saat ini.
Tidak hanya bidang penerbangan, Simon mengebut penggabungan atau clustering lini usaha Pertamina juga akan dilakukan di sektor-sektor lainnya.
“Seperti sektor insurance, sektor pelayanan kesehatan, hospitality, patra jasa. Tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara,” ucapnya.
Kinerja Pelita Air 2024
PT Pelita Air Service (Pelita Air) pada 2024 mencatatkan laba bersih Rp 694,23 miliar atau tumbuh 129% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan meningkat 81% secara tahunan, sementara EBITDA tercatat naik lebih dari 580%.
“Laba bersih tahun 2024 menjadi indikator penting dari keberlanjutan operasional jangka panjang,” kata Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan, dalam siaran pers..
Menurut data resmi Kementerian Perhubungan 2024, Pelita Air juga menjadi maskapai paling tepat waktu di Indonesia, dengan angka On-Time Performance (OTP) mencapai 94,3%. Tingkat keterisian kursi (Seat Load Factor) juga berkontribusi positif bagi pencapaian operasional. Respon pasar yang baik menunjukkan peningkatan keterisian kursi hingga 80,7%.
Selama 2024, Pelita Air membuka lima rute baru yang menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, meliputi Jakarta–Aceh, Jakarta–Kendari, Balikpapan–Yogyakarta, Jakarta–Lombok, dan Jakarta–Medan.
Penambahan ini menggenapi jumlah total rute menjadi 16 pada akhir 2024. Kemudian, perusahaan juga memperkuat armadanya dengan mendatangkan dua unit Airbus A320 untuk menjamin tersedianya kapasitas penerbangan bagi keberlanjutan konektivitas.
"Kami meyakini bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan juga ditentukan oleh konsistensi dalam memberikan layanan yang andal serta adaptasi terhadap dinamika pasar. Ke depan, kami akan terus mengedepankan efisiensi, tata kelola yang baik, dan pelayanan berkualitas sebagai pondasi utama dalam memperkuat posisi Pelita Air di industri penerbangan nasional," ujarnya.
