Bapanas Ungkap Penyebab Minat Pembelian Beras SPHP Menurun

Andi M. Arief
6 Oktober 2025, 13:38
Warga membeli beras saat Gerakan Pangan Murah Serentak Beras SPHP di Kantor Camat Padang Barat, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (30/8/2025). Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat menyiapkan 1.200 ton beras, minyak, dan gula untuk dijual dalam gerakan pangan mu
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/YU
Warga membeli beras saat Gerakan Pangan Murah Serentak Beras SPHP di Kantor Camat Padang Barat, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (30/8/2025). Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat menyiapkan 1.200 ton beras, minyak, dan gula untuk dijual dalam gerakan pangan murah di propinsi itu dengan harga minyak goreng Rp14.500 per liter, gula Rp17 ribu per kilogram dan beras Rp57.500 per karung.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pangan Nasional menemukan minat masyarakat untuk membeli beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan menurun. Hal ini terjadi karena minimnya koordinasi antara mitra penjual beras SPHP dengan TNI dan Polri.

Beras SPHP secara umum disalurkan melalui lima instansi, yakni swasta, Bapanas melalui Kios Pangan, Perum Bulog melalui Rumah Pangan Kita, Koperasi Desa Merah-Putih, dan Gerakan Pangan Murah atau GPM. Penyalurannya melalui GPM dapat dilakukan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga TNI dan Polri.

"Minat warga membeli beras SPHP di Kios Pangan, Kopdes Merah Putih, dan RPK turun akibat harga yang dijual dalam GPM oleh TNI dan Polri sama dengan harga di tingkat gudang," kata Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas Nita Yulianis dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi di Jakarta, Senin (6/10).

Padahal, Bapanas mengatur harga beras SPHP yang dinikmati mitra penyalur adalah Rp 11 ribu per kilogram di tingkat gudang. Mitra penyalur dapat menutupi biaya logistik dan mendapatkan margin lantaran harga di tingkat konsumen senilai Rp 12.500 per kilogram.

Namun,beras SPHP dalam GPM yang diadakan oleh TNI dan Polri dijual dengan harga Rp 11 ribu per kg. "Hal ini menyulitkan mitra penyalur beras SPHP untuk menjual di atas harga tingkat gudang," katanya.

Berdasarkan paparan Bulog, realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 460.568 ton dari target 1,5 juta ton hingga kemarin, Minggu (5/10). Penyaluran terbesar terjadi di Jawa Timur atau hingga 55.901 ton dan diikuti oleh Jawa Barat sejumlah 35.651 ton. Realisasi terendah ada di Papua atau baru 11,3% dari target 87.457 ton.

Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandari mencatat performa penyaluran beras SPHP kini sekitar 7.000 ton per hari dalam sepekan terakhir. Angka tersebut naik dari capaian bulan lalu sekitar 5.000 ton per hari.

Peningkatan penyaluran beras SPHP disebabkan oleh bertambahnya saluran distribusi dalam GPM. Sebab, kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah daerah, Kepolisian Daerah, perusahaan pelat merah, dan kementerian.

Sebelumnya, Bapanas telah memutuskan menyalurkan 800 ribu ton beras SPHP ke gerai ritel modern hingga akhir 2025. “Supaya masyarakat bisa mengakses, ada gerai-gerai (ritel modern) dekat rumah. Gampang (dicari) daripada harus ke dinas atau menunggu bazar,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Kamis (11/9).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...