Lockdown di India yang Berujung Krisis Kemanusiaan

Sorta Tobing
30 Maret 2020, 17:48
lockdown di india, kekacauan lockdown di india, virus corona, virus korona, pandemi corona, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis/pras/dj
Pekerja migran memadati terminal bus untuk kembali ke kampung halaman mereka saat diberlakukan penguncian (lockdown) 21 hari secara nasional untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19), di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India, Sabtu (28/3/2020).

(Baca: Penghasilan Warga Terancam Hilang hingga Rp 72 T jika Jakarta Lockdown)

Kebijakan isolasi ini membuat transportasi publik jumlah terbatas. Banyak pekerja migran memilih berjalan kaki. Satu orang meninggal karena dia berusaha berjalan sejauh 270 kilometer untuk kembali ke rumahnya pada Sabtu lalu.

Para pemimpin oposisi dan sejumlah warga mengkritik keras implementasi lockdown di India. Tanda pagar #ModiMadeDisaster menjadi terpopuler di negara itu melalui media sosial Twitter pada akhir pekan lalu.

"Pemerintah tidak punya rencana kontingensi untuk para eksodus ini," cuit politisi oposisi Rahul Gandhi sambil menyertakan gambar pekerja migran berjalan jauh untuk pulang ke kampung halaman.

Polisi melaporkan empat migran tewas pada Sabtu lalu ketika sebuah truk menabrak mereka di Maharashtra. "Kami akan mati karena berjalan dan kelaparan sebelum terbunuh oleh corona," kata seorang pekerja migran Madhav Raj, 28 tahun.

(Baca: Pemerintah Siapkan Bantuan Agar Pekerja Informal Tak Mudik saat Corona)

Di kota besar kemarahan publik pun meningkat. "Kami tidak punya makanan atau minuman. Saya duduk memikirkan bagaimana memberi makan keluarga saya," kata ibu rumah tangga Amirbee Shaikh Yusuf, 50 tahun, di perkampungan kumuh Dharavi, Mumbai.

Pemerintah telah mengumumkan rencana stimulus ekonomi senlai US$ 22,6 miliar pada Kamis lalu. Di dalamnya akan tersedia bantuan langsung tunai dan pemberian makanan kepada orang miskin India. Sekitar seperempat dari 1,3 miliar penduduk di sana hidup di bawah garis kemiskinan.

Tapi tampaknya bantuan itu saja tidak cukup. Pemenang hadiah Nobel Bidang Ekonomi pada 2019 Abhijit Banerjee dan Esther Duflo mengatakan butuh lebih banyak lagi dana untuk orang miskin. “Tanpa itu, krisis ini akan menjadi bola salju ekonomi,” tulis mereka dalam Indian Express.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...