Deretan Penelitian untuk Menemukan Antivirus Corona di Tiga Negara

Hari Widowati
6 Maret 2020, 10:37
vaksin virus corona Iran, virus korona, Covid-19, penelitian obat virus corona, terapi plasma, Tiongkok, Amerika Serikat, vaksin SARS
123RF.com/Lightfieldstudios
Beberapa negara melakukan penelitian untuk mengembangkan vaksin antivirus corona (Covid-19).

a. Perusahaan bioteknologi Inovio Pharmaceuticals yang bermitra dengan Beijing Advaccine Biotechnology mendapatkan hibah dari CEPI untuk mengembangkan vaksin Covid-19 yang disebut INO-4800. Inovio dikenal karena memiliki vaksin MERS yang sudah diujicobakan kepada manusia. Saat ini vaksin tersebut memasuki fase pra-uji klinis.

b. Virus corona menjadi ancaman bagi kesehatan global setelah merebaknya SARS dan MERS. Wakil Direktur Vaccine Research Center di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), Barney Graham, mengatakan NIAID telah mempelajari struktur molekuler dari keluarga virus ini dalam beberapa tahun terakhir dan akan segera membuat vaksinnya.

Vaksin mRNA-1273 dari NIAID dan Moderna menggunakan teknologi yang menginjeksikan kode genetik ke dalam otot manusia sehingga sel otot itu akan memproduksi viral protein. "Ketika protein itu bisa diproduksi sendiri, sistem kekebalan tubuh akan mengambil alih dan melakukan tugasnya (melawan virus corona)," kata Graham.

Dunia mulai pulih dari corona
Dunia mulai pulih dari corona (Katadata)

c. Perusahaan bioteknologi CureVac juga mendapatkan pendanaan dari CEPI untuk vaksin mRNA yang mirip dengan yang dikembangkan oleh NIAID dan Moderna. Menurut CEO CureVac Daniel Menichella, vaksin tersebut bisa memberikan kekebalan tubuh terhadap Covid-19 dalam dosis yang rendah. Kandidat vaksin ini juga masih dalam tahap pra uji klinis.

d. Janssen, perusahaan bioteknologi milik Johnson & Johnson, mengembangkan vaksin berbasis vektor yang terbukti efektif untuk melawan virus Ebola. Mereka membuat virus non-replikasi dengan menambahkan sedikit genetika dari virus corona. Vaksin ini akan disuntikkan ke dalam otot seseorang untuk menghasilkan protein.

Jika protein yang dihasilkan tepat, akan timbul reaksi yang mendorong kekebalan tubuh. "Kami akan memulai uji coba pada manusia pada musim gugur tahun ini," kata Perwakilan Janssen, Hanneke Schuitemaker.

e. Sanofi Pasteur yang bekerja sama dengan BARDA memiliki pendekatan berbeda. Sanofi tidak menyuntikkan protein virus ke dalam otot manusia untuk menghasilkan vaksin. Mereka memproduksi sendiri versi protein tersebut.

Sanofi telah memproduksi vaksin untuk virus flu dengan cara ini. Oleh karena itu, produksi vaksin antivirus corona ini diprediksi bisa dilakukan dengan cepat. "Kami akan melakukan uji coba pada manusia dalam satu tahun," ujar Kepala Riset dan Pengembangan Vaksin Global Sanofi, John Shiver, seperti dikutip vox.com.

(Baca: Khawatir Corona, Arab Saudi Perluas Larangan Umrah )

f. GSK bermitra dengan Clover Biopharmaceuticals (perusahaan bioteknologi asal Tiongkok) dan University of Queensland menambahkan beberapa bahan ke dalam sejumlah vaksin untuk meningkatkan efektivitasnya. GSK menyatakan, vaksin ini akan diuji coba secepat mungkin.

g. Pusat penelitian vaksin di Baylor College of Medicine beberapa tahun lalu mengembangkan kandidat vaksin untuk SARS, penyakit yang ditimbulkan oleh virus corona yang memiliki hubungan dekat dengan Covid-19. Pada 2016, Walter Reed Army Institute of Research bahkan sudah memproduksi vaksin tersebut. Namun, minat terhadap vaksin virus corona menghilang setelah wabah SARS mereda sehingga vaksin itu tidak pernah diuji klinis.

Ketika wabah Covid-19 muncul di Tiongkok pada Januari lalu, para peneliti menyadari vaksin itu bisa digunakan. "Ada kesamaan asam amino dan kode genetik virus SARS dengan Covid-19 sekitar 80%. Mereka juga terikat dengan reseptor yang sama," kata Peneliti Baylor College, Peter Hotez.

Ia dan para peneliti lainnya tengah mengajukan pendanaan untuk mengujicobakan vaksin tersebut kepada para relawan yang sehat. Selanjutnya, vaksin akan diujikan kepada komunitas di mana terjadi wabah covid-19 untuk melihat efektivitasnya.

(Baca: Kasus Merebak, AS Bakal Gelontorkan Rp 118 T Tangani Virus Corona)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...