Inggris Resmi Keluar dari Uni Eropa, Apa yang Berbeda?

Agustiyanti
1 Februari 2020, 14:31
Pengunjuk rasa anti-Brexit berdemo di depan Downing Street di London, Inggris, Rabu (8/1/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholl
Ilustrasi Brexit. Inggris resmi keluar dari Uni Eropa pada Jumat (31/1) pukul 23.00 waktu setempat.

Inggris resmi keluar dari Uni Eropa setelah 47 tahun menjadi anggota dan tiga tahun sejak memutuskan untuk hengkang setelah melakukan referendum.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pukul 23.00 waktu setempat atau 06.00 WIB yang ditandai dengan perayaan dari kaum pendukung Brexit maupun protes dari kalangan anti-brexit.

Satu jam sebelum resmi keluar dari Uni Eropa, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam akun media sosialnya berjanji akan menyatukan dan mendorong kemajuan bagi negaranya.

"Ini bukan akhir, melainkan permulaan dan ini adalah momen pembaruan dan perubahan," ujar Johnson dikutip dari BBC, Minggu (1/2).

(Baca: Kadin Sebut Brexit Berdampak terhadap Perdagangan Indonesia ke Inggris)

Meski sudah resmi keluar dari Inggris, tak akan ada perubahan yang langsung terlihat. Selama masa transisi hingga 31 Desember tahun ini, Inggris akan terus mematuhi hukum Uni Eropa dan pengadilan Eropa.

 

Mengutip CNN, bisnis beroperasi seperti biasa dan orang yang ingin melakukan perjalanan di sekitar Uni Eropa tidak akan terpengaruh.

Brexit juga masih jauh dari selesai. Sebelum masa transisi berakhir 11 bulan dari sekarang, Inggris akan mencoba dan menegosiasikan kesepakatan dengan Brussels tentang hubungan masa depan mereka.

Kegagalan mencapai kesepakatan akan menyebabkan kerusakan ekonomi bagi kedua belah pihak dan mungkin dunia yang lebih luas. Ini adalah skenario yang ingin dihindari oleh kedua belah pihak.

(Baca: Kemenkeu Beberkan Sumber Ketidakpastian Global pada 2020)

Negosiasi ini akan dimulai pada 3 Maret. Sementara itu, kedua belah pihak akan bekerja untuk menetapkan prioritas dan garis merah mereka. Inggris ingin meraih kebebasan dan mencapai kesepakatan perdagangan dengan dunia yang lebih luas.

Sementara bagi Uni Eropa, prioritasnya adalah menjaga Inggris sedekat mungkin dengan peraturan mereka dan melindungi kepentingan Eropa. Fase ini diperkirakan akan lebih rumit dan berdampak buruk.

Inggris sekarang memasuki fase baru dalam sejarahnya. Pilihan yang diambil Boris Johnson dalam beberapa bulan mendatang akan memiliki implikasi besar bagi warga negara Inggris maupun orang-orang yang jauh dari negara tersebut.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...