Tiga Negara Arab Putus Hubungan dengan Qatar, Harga Minyak Naik

Maria Yuniar Ardhiati
5 Juni 2017, 17:40
minyak
Katadata

Adapun, Kementerian Luar Negeri Bahrain menyatakan penangguhan hubungan diplomatik dengan Qatar karena tindakan-tindakan Qatar yang merusak stabilitas Kerajaan Bahrain dan campur tangan dalam urusan dalam negeri kerajaan tersebut. Selain itu, Qatar dianggap mendukung kegiatan pasukan teroris bersenjata, dan mendanai kelompok-kelompok yang memiliki kaitan dengan Iran, untuk menyebarkan kekacauan di Bahrain.

Kantor berita Arab Saudi mengatakan pemerintahan negara tersebut segera mengambil langkah hukum terhadap Qatar. Sementara itu, Mesir menganggap Qatar telah melakukan aksi anti-Mesir.

Arab Saudi, UEA, Bahrain, Oman, dan Qatar pernah membentuk suatu aliansi regional yang dikenal sebagai Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council). Aliansi ini dianggap yang paling berpengaruh di Timur Tengah. Berbeda dengan negara-negara lain, Kuwait dan Oman tetap mempertahankan hubungan mereka dengan Qatar.

Seperti dilansir CNN, Senin (5/6), peneliti senior dari Council of Foreign Relations Gayle Tzemach Lemmon menyebutkan dua teori yang mendasari keputusan negara-negara Arab itu menyudahi hubungan dengan Qatar. Pertama, Arab Saudi mendapatkan keberanian setelah kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pemerintahan Trump memang berseberangan dengan Iran, yang didukung Qatar. Trump baru-baru ini mengunjungi ibukota Arab Saudi dan meminta 55 pemimpin muslim meningkatkan upaya dalam pemberantasan terorisme. (Baca: Di Depan Trump, Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak Terorisme)

Kedua, tensi yang terjadi belakangan telah memuncak, setelah kantor berita Qatar melansir pernyataan Emirnya, yang kemudian disebut sebagai peretasan.

Pemutusan hubungan diplomatik tersebut memang dilakukan dua pekan setelah Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir mencekal sejumlah kantor berita Qatar karena komentar yang dilontarkan pemimpin atau Emir Qatar, Syekh Tamim Al Hamad Al Thani. Al Thani diberitakan menyebut Iran sebagai “kekuatan Islam”. Ia juga mengkritik kebijakan keras Trump terhadap Iran.

Pernyataan Emir Qatar itu dilansir oleh kantor berita nasionalnya. Namun, Qatar mengklaim kantor berita tersebut diretas, dan berita itu dibuat oleh para pelaku peretasan.

(Baca: Mau Investasi Rp 67 Triliun, Uni Emirat Arab Minta Jaminan Pemerintah)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menawarkan bantuan bagi negara-negara di kawasan Teluk tersebut yang sedang bertikai. “Kami ingin mendorong para pihak untuk duduk bersama dan membicarakan perbedaan-perbedaan yang ada. Jika memungkinkan, kami akan membantu,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...