Cerita Diaspora Alami Pandemi di Selandia Baru, Spanyol dan Inggris
Spanyol memang mencatatkan jumlah kasus Covid-19 kedua paling banyak di dunia. Sampai kemarin (24/4) sudah ada sebanyak 219.764 orang yang positif.
Menurut Desy, faktor yang menjadikan jumlah kasus positif di Spanyol membludak dikarenakan kultur warganya yang susah buat menjalankan praktik jaga jarak fisik (physical distancing). "Orang-orangnya sama seperti di Indonesia. Sering berkumpul, nonton bola, nonton konser," katanya.
Selain itu, Pemerintah Spanyol pun dianggap terlambat melakukan mitigasi pandemi, sehingga kasus semakin melonjak.
(Baca: 1.042 Pasien dari 8.607 Kasus Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh)
Begitu juga dengan Pemerintah Inggris yang dianggap lambat tangani corona. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) harus mengingatkan pemerintah Inggris agar melakukan langkah-langkah serius hadapi pandemi.
"Sebenarnya masyarakat di sini (Inggris) ingin segera lockdown, tapi pemerintah belum mau terapkan itu," kata Philanthropist sekaligus analis sosial di Inggris Nizma Agustjik.
Alhasil, total sudah ada 138 ribu kasus positif di Inggris. Kasus meninggal karena Covid-19 tercatat ada 28.738 orang.
Sama seperti Spanyol, total ada 11 WNI yang terkena Covid-19 di Inggris. Dari 11 WNI di Inggris itu, ada dua orang yang meninggal dunia.