AS Dikabarkan Kaji Larangan Masuk Anggota Partai Komunis Tiongkok
Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan melarang seluruh anggota Partai Komunis Tiongkok masuk ke AS (travel ban). Rencana larangan perjalanan ini juga berlaku untuk keluarga dari seluruh anggota partai tersebut.
Mengutip Reuters, Jumat (17/7), seorang pejabat di pemerintahan AS menyebut, rencana larangan perjalanan untuk seluruh anggota Partai Komunis Tiongkok ini masih dalam tahap awal, dan belum disampaikan kepada Presiden AS Donald J. Trump.
Namun, beberapa pejabat senior AS menyebut rencana ini akan menjadi langkah paling berani yang dijatuhkan negeri Paman Sam tersebut kepada Tiongkok. Larangan semacam itu, jika diterapkan, dapat menghantam Partai Komunis Tiongkok, mulai dari dari tingkat tertinggi hingga ke pangkat terendah.
Meski demikian, beberapa pihak mengkhawatirkan Tiongkok akan segera melakukan pembalasan jika kebijakan ini direalisasikan. Pembalasannya dapat berupa pengusiran warga negara AS yang ada di Tiongkok, dan melarang warga AS yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok.
Aksi balasan juga kemungkinan tidak hanya ditujukan kepada diplomat, tetapi juga eksekutif bisnis. Hal ini, dipandang berpotensi merugikan kepentingan AS di Tiongkok.
"Jika benar bahwa AS tengah merancang kebijakan tersebut (pelarangan perjalanan), maka itu merupakan upaya yang menyedihkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, dilansir dari Reuters.
Mengutip New York Times, Kamis (16/7), kebijakan larangan perjalanan yang tengah digodok ini juga memberi wewenang kepada pemerintah AS untuk mencabut visa anggota Partai Komunis Tiongkok dan keluarga mereka, yang sudah berada di AS.
(Baca: Trump Cabut Perlakuan Khusus untuk Hong Kong, Apa Dampak Ekonominya?)
Beberapa pengamat menyebut kebijakan ini akan sulit direalisasikan, mengingat jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok yang sangat besar. Tercatat, saat ini jumlah anggota partai tersebut mencapai 92 juta orang, sehingga upaya untuk mengidentifikasi satu per satu anggota partai yang akan dikenakan larangan masuk ke AS tergolong sulit.
Jika direalisasikan, larangan perjalanan ini akan menjadi menjadi tindakan paling provokatif yang dilakukan AS terhadap Tiongkok, sejak dimulainya perang dagang antara kedua negara.
Hal ini, dikhawatirkan akan semakin memperburuk hubungan AS-Tiongkok, yang sudah memanas akibat bentrokan terbuka secara ekonomi, teknologi, dan pengaruh global. Beberapa diplomat dan analis pun menyebut hubungan keduanya telah menyeret dunia dalam era Perang Dingin Baru.
Pejabat di Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS diketahui telah terlibat dalam diskusi awal mengenai larangan tersebut. Meski demikian, masing-masing juru bicara Departemen tersebut menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Menurut salah satu sumber New York Times, para pejabat di beberapa Departemen tersebut masih memperdebatkan formulasi pelarangan perjalanan.
Beberapa menyarankan agar larangan perjalanan tidak diberlakukan untuk seluruh anggota Partai Komunis Tiongkok, melainkan ditargetkan ke 25 anggota Politbiro yang berkuasa dan keluarga mereka.
(Baca: Tiongkok Siap Balas AS Usai Trump Jatuhi Sanksi terkait Hong Kong )