Kontroversi Sputnik-V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia

Sorta Tobing
12 Agustus 2020, 17:12
vaksin virus corona, sputnik-v, kontroversi vaksin covid-19 buatan rusia, pandemi corona
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Ilustrasi. Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang menemukan vaksin untuk virus SARS-CoV-2 alias Covid-19 bernama Sputnik-V.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan negaranya akan mulai melakukan kampanye vaksinasi massal pada musim gugur. Pemberian vaksin akan dimulai untuk para guru dan pekerja medis pada bulan ini.

Seorang pensiunan perawat berusia 70 tahun, Lidiya Ivleva, menyebut Sputnik-V sebagai pencapaian besar bagi ilmuwan Rusia. Namun, ia tidak akan terburu-buru mendapatkan vaksin itu karena pengujiannya yang terlalu cepat. “Jika dalam satu tahun terbukti aman, saya akan mempertimbangkan kembali,” ujarnya.

Situs ScienceMag menulis kemunculan vaksin dari Rusia sebagai langkah yang mengejutkan dan membingungkan. Apalagi, Kementerian Kesehatan negara itu mengeluarkan sertifikat pendaftaran untuk kandidat vaksin yang baru diuji pada 76 orang.

Sertifikat itu memungkinkan vaksin diberikan kepada sejumlah kecil warga dari kelompok rentan, termasuk staf medis dan orang tua. Tapi sertifikat tersebut juga menetapkan vaksin tidak dapat digunakan secara luas hingga 1 Januari 2021. Di sinilah kecurigaan banyak pihak kalau Rusia memotong jalan uji klinis tahap ketiga.

Ilmuwan di seluruh dunia segera mengecam dan menganggapnya sebagai langkah prematur dan tidak sesuai standar. Sputnik-V belum menyelesaikan uji coba secara meyakinkan aman dan efektif dalam sekelompok besar orang.

Karena itu, tidak sepatutnya vaksin tersebut diberikan kepada masyarakat. “Ini konyol dan saya hanya merasa malu untuk negara kita,” kata seorang pengacara yang mengepalai Asosiasi Organisasi Riset Klinis di Rusia, Svetlana Zavidova.

Ia telah mengirimkan imbauan kepada Kementerian Kesehatan untuk menunda pendaftaran vaksin sampai uji khasiatnya selesai. “Pendaftaran yang dipercepat tidak membuat Rusia menjadi pemimpin dalam perlombaan ini, tapi hanya membuat warga negaranya dalam bahaya yang tidak perlu,” ucapnya.

Rusia Siap Produksi 500 Juta Vaksin Covid-19

Keraguan soal efektivitas Sputnik-V langsung dibantah oleh pejabat Rusia. Kepala Dana Investasi Langsung Kirill Dmitriev yang membiayai pengembangan vaksinasi itu menganggap kritik yang muncul hanya isu politis. “Bagi negara lain, sulit untuk mengakui Rusia, yang selalu dianggap negara otoriter terbelakang, dapat melakukan ini,” katanya, dikutip dari The Washington Post.

Ia mengatakan vaksin itu telah menerima pesanan satu miliar dosis dari 20 negara. Rusia siap memproduksinya hingga 500 juta dosis vaksin per tahun di lima negara.

Kondisi tersebut membuat kekhawatiran para ahli semakin besar. Rusia kemungkinan tidak akan melaporkan secara transparan efek samping dari vaksin itu. Orang-orang mungkin juga akan dipaksa mengambil vaksin tersebut yang belum terbukti efektivitas dan potensi bahayanya.

Pada sidang kongres bulan ini, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS Anthony Fauci, mengatakan akan menjadi masalah besar jika negara-negara menyediakan vaksin sebelum pengujian ekstensif. “Saya berharap China dan Rusia benar-benar menguji vaksin sebelum mereka memberikan vaksin kepada siapa pun,” kata Fauci.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...