Penerima Vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris Menderita Alergi
Ahli virologi Mayo Clinic dan Penasehat Regulator AS, Gregory Poland, mengatakan timbulnya reaksi alergi di Inggris akan menjadi peringatan bagi pemerintah untuk hati-hati melaksanakan vaksinasi. “Namun, itu tidak berarti saya tidak akan mengimunisasi Anda. Tapi saya akan melakukannya dalam pengaturan yang lebih terkontrol, " ujar Poland.
Ahli Imunologi di Queen Mary University of London Louisa James mengatakan banyak orang Inggris yang mengalami alergi parah. Namun, tingkat kematian akibat alergi sangat jarang dan tidak meningkat.
“Ada sekitar tujuh pasien masuk rumah sakit per 100.000 orang karena alergi parah di Inggris pada 2012. Itu termasuk berbagai pemicu seperti makanan, obat-obatan dan sengatan serangga, ”kata James.
Dari sisi kesehatan masyarakat, Ahli Epidemiologi FKM Universitas Indonesia dr. Syahrizal mengatakan vaksin telah terbukti mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan. Sehingga masyarakat tak perlu ragu menerima vaksin Covid-19.
Meski begitu, dia mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M. Hal itu untuk menghindari penularan virus corona. Apalagi, vaksin diberikan secara bertahap sehingga kekebalan kelompok di masyarakat juga timbul secara bertahap.
Survei UNICEF bersama AC Nielsen di enam kota besar di Indonesia beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa protokol kesehatan kerap terabaikan. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%).
Apabila perilaku ini bisa konsisten dilakukan masyarakat, potensi penularan Covid-19 dapat ditekan secara signifikan. Kedatangan vaksin pun bakal menjadi pelengkap bagi proteksi kesehatan masyarakat.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan