Kerja Sama RI-Uni Eropa Berpotensi Tingkatkan Ekspor hingga 18%
Pemerintah terus berupaya menjajaki kerja sama ekonomi internasional untuk mendorong ekspor dan investasi. Setelah mencapai kesepatakan dengan Australia melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA, kini kerangka kerja sama serupa tengah dijajaki dengan Uni Eropa.
Negosiasi Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau I-EU CEPA) kini tengah berjalan. Jika tercapai, kerangka kerja sama tersebut diperkirakan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Tanah Air yang terkontraksi akibat Covid-19.
"Sejumlah penelitian mengatakan, CEPA tingkatkan kesejahteraan, PDB (Produk Domestik Bruto), dan perdagangan kedua belah pihak," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam I-EU CEPA Roadshow ke Maluku, Senin (14/12).
Menurutnya, sejumlah studi menyatakan antara 2030-2032, I-EU CEPA dapat meningkatkan pertumbuhan bagi Indonesia sebesar € 5 miliar atau setara Rp 85,91 triliun (kurs Rp 17.182 per euro) dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, kerja sama tersebut dapat meningkatkan ekspor Indonesia hingga 18%.
Hal tersebut diperkirarkan dapat merestrukturisasi dan memperkuat perekonomian Indonesia. "Kami memandang perjanjian I-EU CEPA merupakan ide yang menguntungkan semua pihak," ujar dia.
Selain itu, I-EU CEPA dapat menjadi sarana untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih baik. Kemudian, kemitraan tersebut dapat mendorong diversifikasi perekonomian daerah.
Databoks, Ekspor minyak sawit ke Uni Eropa:
Potensi Maluku
Saat ini, Uni Eropa tengah mencari peluang investasi dan bisnis di Indonesia, khususnya Maluku. Vincent menilai, Maluku memiliki peluang pada hasil laut dan perikanan serta rempah-rempah.