Penjualan Pesawat Boeing Turun 60% Imbas Kecelakaan & Larangan Terbang

Happy Fajrian
13 Januari 2021, 14:50
boeing, penjualan pesawat boeing, pemesanan pesawat boeing, kecelakaan pesawat
Elesi/123RF.com
Kantor pusat Boeing Co. di Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS).
Pesawat Boeing 737 MAX 8 disegel
Pesawat Boeing 737 MAX 8 tersegel di hanggar. (ANTARA FOTO/REUTERS/WILLY KURNIAWAN)

Kecelakaan Fatal 737 Max 8

Anjloknya pesanan dan pengiriman pesawat buatan Boeing lantaran dunia yang trauma dengan dua kecelakaan fatal 737 Max 8 pada 2018 dan 2019. Korban tewas pada dua insiden tersebut berjumlah 346 orang.

Kejadian pertama terjadi di Indonesia pada 29 Oktober 2018. Pesawat 737 Max 8 milik Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang, jatuh di Laut Jawa. Seluruh 189 penumpang dan awak tewas.

Sekitar lima bulan kemudian, tepatnya 10 Maret 2019, pesawat 737 Max 8 Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas. Pesawat ini membawa 149 penumpang dan 8 awak.

Atas dua insiden fatal tersebut, Chief Executive Officer Boeing Dennis Muilenburg dipecat namun berhak atas kompensasi dan uang pensiun sebesar US$ 62 juta atau sekitar Rp 855 miliar (asumsi kurs Rp 13.800).

Ketika luka jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines belum juga kering, tragedi kembali meliputi Boeing ketika pesawat 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara pada Sabtu 9 Januari 2021, menewaskan seluruh penumpangnya.

Sebelumnya tes terbang pesawat 737 Max oleh Canada Air pada Desember 2020 juga menghadapi kendala mesin, sehingga pesawat hanya terbang dengan satu mesin, dan harus mendarat darurat.

Databoks berikut menunjukkan 10 maskapai pemesan pesawat Boeing 737 Max terbanyak di dunia:

Lion Air termasuk salah satu pemesan pesawat jenis 737 Max yang sempat dikabarkan akan membatalkan pembelian. Total maskapai berlambang singa ini memesan 220 uni 737 Max, dengan 11 di antaranya sudah diterima, dan sisanya akan dikirim secara bertahap hingga 2035.

Garuda Indonesia sebelumnya telah memesan 50 unit pesawat 737 Max, namun baru menerima 1 unit. Sedangkan sisanya sebanyak 49 rencananya akan dikirimkan secara bertahap hingga 2030. Pada Maret 2019 Garuda dikabarkan telah membatalkan sisa pesanannya.

Namun Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra pada November 2020 mengatakan bahwa pesanan tersebut belum dibatalkan. Bahkan manajemen Garuda mempertimbangkan untuk menerbangkan kembali Boeing 737 Max.

“Ada banyak pembicaraan kami dengan Boeing. Klasifikasinya belum ter-cancel. Tentu pembicaraan ini kami teruskan dengan pihak manufaktur yaitu Boeing," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (20/11).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...