Amerika Bakal Buka Keran Ekspor 60 Juta Vaksin AstraZeneca
Amerika Serikat akan mulai membuka keran ekspor sekitar 60 juta dosis vaksin virus corona buatan AstraZeneca Plc ke negara lain dalam beberapa pekan ke depan. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Amerika Serikat mengatakan dalam waktu dekat sebanyak 10 juta dosis siap untuk diekspor.
Adapun sekitar 50 juta dosis vaksin masih dalam proses produksi dan diperkirakan dikirimkan pada Mei dan Juni. "Saat ini kami tidak memiliki dosis AstraZeneca yang tersedia," kata Psaki dikutip dari Reuters, Selasa (27/4).
Psaki mengatakan, pemerintahan Amerika masih membahas mekanisme distribusi vaksin termasuk lokasi wilayah dan bagaimana pembagiannya. "Kami akan mempertimbangkan berbagai opsi dari negara mitra kami dan, sebagian besar akan melalui hubungan langsung," katanya.
Presiden Amerika Joe Biden pada Maret lalu mengatakan akan mengirim sekitar empat juta dosis ke Kanada dan Meksiko. Sekarang mereka juga akan memperluas distribusi buat negara lain, terutama India yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat cepat.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan akan membantu India seperti mengirim bahan mentah untuk pembuatan vaksin, peralatan medis dan alat pelindung kesehatan. Bantuan bahan baku vaksin ini akan membantu India yang saat ini mengalami kendala dalam memproduksi vaksin.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tsunami Covid-19 di India Dekati Puncak, AS Bantu Bahan Baku Vaksin" , https://katadata.co.id/yuliawati/berita/60869b404bea7/tsunami-covid-19-di-india-dekati-puncak-as-bantu-bahan-baku-vaksin
Penulis: Yuliawati
Editor: Yuliawati
Seorang juru bicara AstraZeneca mengatakan distribusi vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen pasokan perusahaan kepada pemerintah AS. Keputusan untuk mengirim pasokan AS ke negara lain dibuat oleh pemerintah AS.
Hingga saat ini BPOM Amerika belum mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca. The Associated Press sebelumnya melaporkan vaksin akan didistribusikan dalam beberapa bulan mendatang setelah izin mereka oleh FDA.
AP melaporkan bahwa dosis dibuat di fasilitas Emergent BioSolutions di Baltimore, yang mendapat kritik keras karena daftar panjang masalah kebersihan dan produksi yang ditemukan selama inspeksi BPOM AS.
AstraZeneca tidak lagi membuat vaksin di pabrik itu setelah sejumlah vaksin Johnson & Johnson rusak akibat kontaminasi bahan-bahan dari AstraZeneca.
Vaksin buatan AstraZeneca dan Johnson & Johnson mengalami kasus pembekuan darah. Kedua vaksin mengembangkan vaksin dari virus flu biasa yang telah direkayasa (adenovirus).
Para peneliti memodifikasinya untuk mengandung materi genetik yang dimiliki virus corona, tapi tidak menyebabkan penyakit. Setelah penerima menerima vaksin tersebut, tubuh akan membuat sistem kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya.