Tsunami Covid-19 di India Dekati Puncak, AS Bantu Bahan Baku Vaksin

Yuliawati
Oleh Yuliawati
26 April 2021, 17:52
india, covid-19, vaksin
ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/WSJ/dj
Pemakaman pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19), di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).

Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India yang kini sedang berlangsung diperkirakan mencapai puncaknya pada pertengahan Mei. Beberapa negara mulai memberikan bantuan seperti Amerika Serikat, Jerman dan Inggris seiring tsunami Covid-19 di negara berpenduduk 1,3 miliar tersebut semakin mengkhawatirkan.

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan akan membantu India seperti mengirim bahan mentah untuk pembuatan vaksin, peralatan medis dan alat pelindung kesehatan. Bantuan bahan baku vaksin ini akan membantu India yang saat ini mengalami kendala dalam memproduksi vaksin.

"AS bekerja sama dengan pemerintah India untuk segera mengerahkan dukungan dan pasokan tambahan selama wabah Covid-19 yang mengkhawatirkan," cuit Harris di akun Twitter.

Jerman juga akan mengirim oksigen dan bantuan medis ke India dalam beberapa hari mendatang untuk membantu India mengatasi krisis Covid-19.

"Gelombang kedua saat ini sedang menggulung India dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Memang benar bahwa kami bertindak cepat untuk menghentikan masuknya mutasi baru di Jerman," kata kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas kepada surat kabar Rheinische Post, Senin (26/4).

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman mengatakan kementerian luar negeri telah meminta militer untuk menyediakan fasilitas produksi oksigen serta dukungan untuk mengangkut barang darurat dan bantuan lainnya ke India.

Komisi Eropa juga mengatakan akan mengirim oksigen dan obat-obatan ke India setelah menerima permintaan dari Delhi.

India menderita lonjakan infeksi virus corona, dengan jumlah kasus melonjak sebesar 349.691 dalam 24 jam terakhir, dan mengalami rekor kasus tertinggi selama lima hari berturut-turut. Rumah sakit menolak pasien setelah kehabisan oksigen medis.

Jumlah total kasus mencapai 17,3 juta dengan kematian 195 ribu orang. India berada di posisi kedua dunia setelah Amerika yang mencatatkan kasus Covid-19 terbanyak.

Perdana Menteri India Narendra Modi dan para menteri utama negara bagian India yang terdampak pandemi paling parah, memperkirakan kasus harian Covid-19 di negara Asia itu naik menjadi 500 ribu per hari pada saat puncak pada Mei.

Setelah melewati puncak, pemerintah memperkirakan laju virus akan mereda antara Juni dan Juli. Kasus Covid-19 disumbang negara bagian dengan penduduk terpadat dan infrastruktur kesehatan yang tak memadai.

Gelombang pertama infeksi Covid-19 di India memuncak pada September setelah karantina nasional tahun lalu pada akhir Maret hingga Mei yang memukul perekonomian negara tersebut.

Kasus mulai meningkat kembali pada Februari akibat kerumunan besar dengan orang-orang tanpa masker berkumpul untuk festival keagamaan dan demonstrasi politik.

Para ahli mengatakan bahwa peningkatan pesat ini menunjukkan penyebaran Covid-19 yang lebih cepat pada gelombang kedua. Dr A Fathahudeen, yang merupakan bagian dari gugus tugas Covid di negara bagian Kerala, mengatakan kenaikan itu tak sepenuhnya tidak terduga. India lengah ketika infeksi harian pada Januari turun menjadi kurang dari 20 ribu, dari puncaknya yang mencapai lebih dari 90 ribu pada September.

Pertemuan keagamaan yang besar, pembukaan kembali sebagian besar tempat umum dan rapat umum pemilihan yang ramai disalahkan atas kenaikan tersebut. "Ada tanda-tanda peringatan di Februari tapi kami tidak bertindak bersama," kata Fathahudeen dikutip dari BBC.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...