Permintaan BBM India Terhantam Corona, Apa Efeknya pada Harga Minyak?

Image title
4 Mei 2021, 10:11
minyak, india, covid-19, BBM
ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas/foc/cf
Francis Mascarenhas Warga berebut untuk naik ke dalam bus di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Mumbai, India, Kamis (25/2/2021).

Gelombang kedua penularan Covid-19 di India berdampak pada menurunnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) di negara tersebut. Hal ini seiring kebijakan pembatasan pergerakan yang diambil otoritas setempat demi membendung corona.

India mencatat gelombang kedua kasus yang mencapai lebih dari 400 ribu kasus harian baru pada Sabtu (1/5). Angka kematian akibat Covid-19 pun melonjak 3.523 kasus, menjadikan total korban yang meninggal akibat covid-19 di negara tersebut mencapai 211.853.

Analis memperkirakan permintaan bahan bakar di India untuk transportasi akan mengalami penurunan tajam pada Mei karena kebijakan pembatasan yang akan dimulai. Sehingga penurunan penjualan bahan bakar akan mengurangi pasokan minyak mentah ke tempat pengilangan.

Sebelumnya  Gelombang baru virus telah menyebabkan penurunan penjualan bahan bakar di bulan April.  "Kegelisahan India saat ini menghentikan harga minyak dari kenaikan lebih lanjut," kata analis Rystad Energy Louise Dickson dikutip dari Reuters, Selasa (4/5).

Sedangkan gelombang dua corobna membuat permintaan bahan bakar turun sekitar 7 persen dari level sebelum Covid-19 April 2019. "Pembatasan baru dan gelombang kedua Covid-19 untuk sementara mengurangi permintaan 10 persen dari Maret," kata A.K. Singh, head of marketing at refiner Bharat Petroleum Corp.

Namun Singh optimis konsumsi bahan bakar lokal akan mulai kembali meningkat pada Juni mendatang. Hal ini terutama ketika gelombang kedua virus corona diproyeksikan melemah.

Perusahaan penyulingan minyak terbesar di Negeri Bollywood, Indian Oil Corp (IOC.NS) mengoperasikan penyulingan dengan kapasitas rata-rata 95%. Sementara, perusahaan migas milik negara lainnya yakni Hindustan Petroleum Corp (HPCL.NS) dan BPCL memiliki sekitar 90% dari gerai bahan bakar di India.

Meski demikian, harga minyak mentah dunia pada perdagangan Selasa (4/5) WIB, mengalami kenaikan lebih dari 1%. Hal ini dipengaruhi oleh angka ekonomi Tiongkok dan tingkat vaksinasi AS yang menunjukkan kenaikan yang kuat. 

Namun, investor tetap waspada, atas lonjakan covid-19 di India yang merupakan importir bahan bakar terbesar ketiga di dunia. Minyak mentah Brent naik US$ 80 sen menjadi US$ 67,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 91 sen, menjadi US$ 64,49 per barel.

Amerika Serikat dan Tiongkok yang merupakan dua konsumen minyak terbesar dunia, diperkirakan akan mendorong pemulihan permintaan dari pandemi Covid-19.

"Bahkan ketika kasus Covid-19 mencapai rekor tertinggi pekan ini, harga minyak telah bergerak lebih tinggi karena meningkatnya jumlah vaksinasi di pasar negara maju," kata laporan BofA Global Research.

 
 
 

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...