Varian Delta Menyebar di Kawasan Amerika yang Minim Vaksin Covid-19
Sebanyak dua puluh empat negara bagian Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan kasus Covid-19 selama seminggu terakhir. Covid-19 varian Delta menyebar terutama di kawasan yang memiliki tingkat vaksinasi yang rendah.
“Daerah dengan tingkat kasus Covid-19 yang tinggi cenderung memiliki tingkat vaksinasi yang rendah,” kata Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention, disingkat CDC), dikutip dari CNN, Jumat (9/7).
Walensky menyebutkan terdapat 173 daerah yang memiliki setidaknya 100 kasus Covid-19 per 100.000 penduduk. Nah, sekitar 90% dari daerah tersebut, memiliki cakupan vaksinasi kurang dari 40%.
Sejak sepekan terakhir jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat meningkat dengan rata-rata harian 15.060 kasus baru. Berdasarkan data John Hopkins terdapat kenaikan 20,7% dibandingkan pekan sebelumnya.
Jumlah pasien yang menjalani rawat inap Covid-19 pun meningkat. Berdasarkan data Departemen Kesehatan AS, pasien Covid-19 di rumah sakit AS hampir 18 ribu orang. Sedangkan dua pekan lalu jumlah yang dirawat 16.792.
Meski peningkatan kasus belum terlalu menimbulkan dampak lonjakan rawat inap atau kematian, tetapi para pejabat kesehatan mulai memperingatkan tren kenaikan kasus ini.
Sebuah analisis data baru mengidentifikasi kelompok orang yang tidak divaksinasi, kebanyakan di Amerika Serikat bagian selatan. Kawasan ini dianggap rentan terhadap lonjakan kasus dan bisa menjadi tempat berkembang biaknya varian Covid-19.
Petugas kesehatan menyebutkan bukan hanya varian Delta yang perlu dikhawatirkan. "Yang lebih mengkhawatirkan adalah varian yang akan datang. Setiap kali virus ini ditularkan ia memiliki peluang untuk bermutasi", jelas Ranney, seorang dokter darurat di Rumah Sakit Rhode Island dan seorang profesor di Brown University dilansir dari CNN.
Pfizer Minta Izin Dosis Ketiga Vaksin Covid-19
Produsen vaksin Pfizer berencana untuk meminta regulator AS mengesahkan dosis ketiga vaksin Covid-19 dalam bulan depan. Permintaan ini dibuat berdasarkan bukti bahwa risiko infeksi ulang menjadi lebih besar setelah enam bulan inokulasi seiring penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Chief Scientific Officer Pfizer Mikael Dolsten mengatakan, penurunan efektivitas vaksin yang baru-baru ini dilaporkan di Israel sebagian besar disebabkan oleh infeksi pada orang yang telah divaksinasi pada Januari atau Februari. Kementerian kesehatan negara itu mengatakan efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64 persen Juni.
"Vaksin Pfizer sangat aktif melawan varian. Tetapi setelah enam bulan, kemungkinan ada risiko infeksi ulang karena antibodi, seperti yang diharapkan, berkurang," kata Dolsten, Kamis (9/7).
Pfizer tidak merilis lengkap data Israel, tetapi mengatakan akan segera mempublikasikannya. "Ini adalah kumpulan data kecil, tetapi saya pikir trennya akurat. Mengingat Delta adalah varian paling menular yang pernah kami lihat, itu dapat menyebabkan infeksi dan penyakit ringan," kata Dolsten.
Data Pfizer sendiri dari Amerika Serikat, menurut dia, menunjukkan erosi kemanjuran vaksin menjadi sekitar 80% setelah enam bulan terhadap varian yang beredar di sana pada musim semi.
Dia menekankan bahwa data dari Israel dan Inggris menunjukkan bahwa dengan tingkat antibodi yang lebih rendah, vaksin tetap sekitar 95% efektif melawan penyakit parah.
Vaksin, yang dikembangkan dengan mitra Jerman BioNTech SE, menunjukkan kemanjuran 95% dalam mencegah gejala Covid-19 dalam uji klinis yang dijalankan perusahaan tahun lalu.
Dolsten mengatakan bahwa data awal dari studi perusahaan sendiri menunjukkan bahwa dosis penguat ketiga menghasilkan tingkat antibodi lima hingga 10 kali lipat lebih tinggi daripada setelah dosis kedua. Ini menunjukkan bahwa dosis ketiga akan menawarkan perlindungan yang menjanjikan.
Dia mengatakan beberapa negara di Eropa dan di tempat lain telah mendekati Pfizer untuk membahas dosis booster. Berapa mungkin mulai memberikannya sebelum otorisasi potensial AS. Doelsenpercaya bahwa suntikan tambahan untuk penguat sangat penting pada kelompok usia yang lebih tua.
Pfizer mengharapkan vaksin Covid-19 menjadi kontributor pendapatan utama selama bertahun-tahun. Penjualan dari vaksin diperkirakan mencapai US$26 miliar pada 2021. Perusahaan data IQVIA Holdings memperkirakan pengeluaran global untuk vaksin Covid-19 dan dosis tambaham dapat mencapai US$157 miliar hingga 2025.
Pfizer berencana menguji coba kemanjuran dosis ketiga sebagai booster terhadap 10.000 peserta menggunakan metode plasebo. Studi itu akan berjalan sepanjang musim gugur yang berarti tidak akan selesai sebelum pengajuan perusahaan ke Food and Drug Administration.
William Schaffner, ahli vaksin di Pusat Medis Universitas Vanderbilt, mengatakan persetujjuan FDA hanyalah langkah pertama. Vaksin dosis ketiga masih perlu ditinjau dan direkomendasikan oleh penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Penyumbang bahan: Mela Syaharani
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan