Sanksi Baru bagi Rusia: Australia Setop Ekspor Alumina

Desy Setyowati
20 Maret 2022, 08:35
rusia, australia, ukraina, sanksi rusia, aluminium, alumina
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin /rwa/sad.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara pengibaran bendera di feri Marshal Rokossovsky melalui tautan video di kediamannya di luar Moskow, Rusia, Jumat (4/3/2022).

Australia menyetop ekspor alumina dan bijih aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia. Hal ini merupakan sanksi lanjutan terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.

“Rusia bergantung kepada Australia untuk hampir 20% kebutuhan alumina," kata pemerintah Australia dalam pernyataan bersama dari beberapa kementerian, dikutip dari Reuters, Minggu (20/3).

Pemerintah Australia yakin, larangan tersebut akan membatasi kapasitas Rusia untuk memproduksi aluminium, yang merupakan komoditas ekspor penting bagi Moskow.

"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan badan tertinggi yang akan terpengaruh oleh larangan tersebut, untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pemerintah Australia.

Salah satu yang digaet yakni perusahaan tambang Inggris-Australia Rio Tinto (RIO.L). Raksasa pertambangan ini memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) lewat usaha patungan dengan Rusal International PJSC (RUAL.MM) Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.

Pekan lalu, Australia memberlakukan sanksi terhadap dua pengusaha Rusia yang terkait dengan industri pertambangan. Salah satunya miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.

Australia telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selain itu, memberikan sanksi kepada 33 entitas, termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua entitas yang bertanggung jawab atas utang negara.

Pemerintah juga akan menyumbangkan setidaknya 70 ribu ton batu bara termal ke Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energi.

Produsen batu bara Australia telah mengirim pasokan selama beberapa minggu terakhir dari Ukraina dan negara-negara lain seperti Polandia yang selama ini bergantung pada pasokan Rusia.

"Pemerintah Australia bekerja dengan industri batu bara Australia untuk memasok pasokan," kata pemerintah Australia.

Mereka menyampaikan, Whitehaven Coal dengan cepat mengatur pengiriman. “Kami sekarang bekerja dengan perusahaan, serta pemerintah Ukraina dan Polandia untuk mengirimkan pasokan secepat mungkin,” ujar pemerintah Australia.

Selain itu, mereka menjanjikan akan mengirimkan peralatan militer tambahan dan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...