Eropa akan Setop Impor Batu Bara Rusia, Setelah Itu Minyak Mentah
Komisi Eropa mengusulkan pelarangan impor batu bara Rusia sebagai bagian dari sanksi terhadap pemerintah Rusia atas invasi ke Ukraina.
"Kami akan menghentikan impor batu bara dari Rusia yang nilainya mencapai € 4 miliar (Rp 62,6 triliun) per tahun. Ini akan memotong sumber pendapatan penting lainnya bagi Rusia,” kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, seperti dikutip dari CNBC.com pada Rabu (6/4).
Penerapan sanksi pada sektor energi Rusia telah menjadi tantangan tersendiri bagi kawasan Uni Eropa mengingat tingginya ketergantungan yang dimiliki beberapa negara anggota pada pasokan energi Rusia.
Menurut data dari kantor statistik Eropa, pada tahun 2020 UE mengimpor 19,3% batu bara dari Rusia 36,5% minyak, dan 41,1% gas alam dari total kebutuhan masing-masing komoditas energi tersebut.
Von der layen mengatakan UE perlu meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Adapun serangkaian sanksi baru akan dibahas oleh para duta besar Eropa hari ini, Rabu (6/4). Serangkaian sanksi baru juga mencakup larangan transaksi terhadap empat bank penting Rusia, satu diantaranya adalah VTB.
Kemudian larangan kapal-kapal Rusia dan kapal-kapal yang dioperasikan Rusia untuk mengakses pelabuhan-pelabuhan di UE, dan larangan ekspor yang ditargetkan senilai € 10 miliar yang melibatkan komputer kuantum dan semikonduktor canggih.
Sanksi Minyak akan Diupayakan
Sementara itu, sejumlah negara UE merasa was-was dengan upaya kawasan dalam menambah sanksi terhadap sektor energi Rusia. Terutama bagi negara-negera yang masih bergantung pada impor minyak dan gas dari Rusia.
Persoalan ini dinilai telah menciptakan perpecahan di antaran negara anggota, dengan beberapa negara mendukung pelarangan impor energi Rusia, sementara yang lain berpendapat bahwa langkah seperti itu akan lebih merugikan ekonomi mereka sendiri daripada ekonomi Rusia.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, misalnya, mengatakan bahwa UE harus melanjutkan sanksi terhadap minyak Rusia pasca laporan kekejaman di kota-kota yang dekat dengan ibukota Ukraina, Kyiv.
Von der Leyen juga mengatakan, “Kami sedang mengerjakan sanksi tambahan, termasuk impor minyak, dan kami merenungkan beberapa ide dari negara-negara anggota, seperti sanksi pajak atau saluran pembayaran tertentu seperti rekening escrow.”
Meski demikian, lanjut Von der Leyen, langkah-langkah ini hanya akan dijalankan jika eskalasi perang di Ukraina meningkat. Simak databoks berikut:
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan bahwa Uni Eropa akan segera mengakhiri pembelian bahan bakar fosil Rusia secara keseluruhan, dimulai dengan batu bara.
“Jawaban atas kejahatan perang ini adalah bahwa kita, sebagai Uni Eropa, harus sepenuhnya menghapus ketergantungan energi fosil pada Rusia, dimulai dengan batu bara, kemudian minyak, dan kemudian gas,” katanya.
Mengakhiri pasokan gas Rusia akan menjadi keputusan paling menantang bagi UE. Jerman enggan melakukannya, begitu juga dengan Hungaria dan Austria.
“Kami harus memberikan lebih banyak tekanan pada Putin dan kami harus mengisolasi Rusia. Kami harus memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Rusia, tetapi saat ini tidak mungkin untuk memotong pasokan gas,” ujar Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner.