Gas Rusia Masih Mengalir ke Eropa, Putin Dianggap Hanya Gertak Sambal

Happy Fajrian
2 April 2022, 20:36
putin, eropa, gas, rusia, uni eropa
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin /RWA/dj
Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap hanya menggertak saat mengancam akan memutuskan aliran gas ke Eropa jika tidak dibayar dengan rubel.

Perusahaan energi milik pemerintah Rusia, Gazprom, dilaporkan masih mengalirkan gas ke Eropa sesuai dengan kontrak pembelian. Sebelumnya Presiden Vladimir Putin mengancam akan menghentikan aliran gas jika permintaan untuk membayar dengan rubel tidak dilakukan.

Dikutip dari Reuters, Gazprom mengatakan bahwa pada Sabtu (2/4) telah mengalirkan gas sebesar 108,3 juta meter kubik. Sama dengan volume yang dialirkan pada sehari sebelumnya ketika Putin mengumumkan akan menerapkan pembayaran gas dengan rubel.

Pejabat dan analis Eropa menilai ancaman Putin untuk memutus aliran gas jika tidak dibayar dalam rubel lebih sebagai gertakan untuk menangkal sanksi lebih lanjut.

“Ini peringatan dari Putin untuk tidak memperketat sanksi keuangan lebih lanjut,” kata analis lembaga think tank Peterson Institute of International Economics, Jeffrey Schott, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/4).

Seorang pejabat Eropa mengatakan dia yakin Putin telah menuntut peralihan ke pembayaran rubel untuk menguji siapa yang akan menyetujuinya. Tapi tidak ada yang melakukannya.

"Setelah itu dia (Putin) mencoba menemukan sistem di mana dia bisa mengklaim bahwa dia telah menang, sementara faktanya sesuatu yang dekat dengan status quo terus berlanjut," kata pejabat itu.

Ekspor energi adalah senjata paling kuat bagi Putin untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "perang ekonomi". Pejabat dan analis Eropa enggan mengatakan ancamannya untuk mematikan pasokan benar-benar sebagai gertak sambal.

“Sebab jika itu dilakukan maka akan merugikan Gazprom karena harus mencari pembeli baru untuk melepas semua persediaan gas yang seharusnya dialirkan ke Eropa,” kata seorang analis di broker Locko-Invest yang berbasis di Moskow, Dmitry Polevoy.

Para ahli percaya itu tetap penting secara simbolis dan telah mengguncang kepercayaan pada keandalan Rusia di Jerman, yang minggu ini harus mengambil langkah luar biasa untuk memperingatkan potensi penjatahan di bulan-bulan mendatang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...