Iran Eksekusi Mati Mantan Wakil Menteri Atas Tuduhan Mata-mata Inggris
Iran telah mengeksekusi mati mantan wakil menteri pertahanan, Alireza Akbari, atas tuduhan menjadi mata-mata untuk Inggris. Pelaksanaan hukuman mati tersebut menurut pengadilan dilakukan Sabtu (14/1) pagi tadi.
Mengutip laporan Reuters, kantor berita pengadilan Iran, Mizan, hanya mengungkap pelaksanaan eksekusi tanpa memberikan informasi rinci mengenai waktu dan lokasinya.
Pelaksanaan ekskusi ini lantas mendapatkan kecaman dari Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Seperti dikutip Reuters, Sunak pada Sabtu (14/1) menyebut aksi ini sebagai "tindakan tidak berperasaan dan pengecut, yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri".
Kecaman ini disampaikan karena Inggris telah memberikan hak kewarganegaraan kepada Akbari, sehingga ia memiliki kewarganegaraan ganda, Inggris dan Iran. Akan tetapi, Pemerintah Iran tidak mengakui adanya kewarganegaraan ganda bagi warga mereka.
Inggris juga menyebut kasus terhadap Akbari memiliki motivasi politik, sehingga senantiasa mendesak Iran agar mau membebaskannya. pada Jumat (13/1) malam, Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengatakan Iran tidak boleh menindaklanjuti hukuman mati kepada Akbari. Sebuah seruan yang mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat. Meski begitu, eksekusi tetap dilakukan di tengah desakan Inggris tersebut.
Sebelum pelaksanaan eksekusi, Istri Akbari, Maryam, menjelaskan kepada BBC Persia bahwa keluarganya telah diminta pergi ke penjara untuk melakukan "kunjungan terakhir". Menurutnya, Akbari telah dipindahkan ke sel isolasi.
Akbari menjadi Wakil Menteri Pertahanan Iran selama periode kepresidenan Mohammad Khatami pada 1997 hingga 2005. Dia menjabat di bawah kepemimpinan Jenderal Ali Shamkhani.
Kepada BBC Persia, Akbari juga mengaku mengalami penyiksaan dan dipaksa untuk mengaku sebagai mata-mata selama ditahan. Akbari pun telah membantah tuduhan sebagai mata-mata untuk dinas intelijen Inggris.
Akbari ditangkap di Iran pada 2019 setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Kedatangannya ke Iran terjadi atas undangan seorang diplomat Iran yang terlibat dalam pembicaraan nuklir.
Meski begitu, sesampainya di Iran, Akbari mendapatkan tuduhan telah menerima rahasia intelijen dari Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani.