Pemimpin Negara G7 Sepakat Ciptakan Dunia Bebas Senjata Nuklir
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menggaungkan pencapaian KTT G7 di Hiroshima, dengan mengatakan bahwa para pemimpin dari negara ekonomi maju itu sepakat untuk membangun dunia bebas senjata nuklir.
G7 adalah organisasi tujuh negara terbesar dengan ekonomi maju di dunia, yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Kanada, ditambah Uni Eropa. KTT G7 berlangsung selama tiga hari di Hiroshima di tengah kekhawatiran bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya yang sedang berlangsung di Ukraina.
Dalam jumpa pers usai KTT, Minggu (21/5), Kishida menekankan bahwa para pemimpin G7 memiliki kesamaan terhadap apa yang dia sebut sebagai sasaran "idealistis" untuk membebaskan dunia dari persenjataan nuklir. Dia menambahkan bahwa ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima.
Sejak memutuskan untuk menjadi tuan rumah KTT di Hiroshima, Kishida telah menyuarakan visinya tentang dunia bebas nuklir bersama-sama dengan para pemimpin G7 lainnya. Hal itu termasuk tiga negara dengan kekuatan nuklir; Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.
G7 telah mencapai konsensus tentang pentingnya catatan 77 tahun tanpa senjata nuklir--sejak serangan bom atom di Hiroshima. Kishida menegaskan kembali bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir.
Di bidang keamanan regional, Kishida mengatakan bahwa negara-negara G7 mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara dengan jumlah yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menyerukan Korea Utara untuk sepenuhnya menghentikan senjata nuklir dan program-program pengembangannya.
Kishida menambahkan bahwa G7 sepakat untuk terus menekan Korea Utara menyelesaikan masalah yang sudah berlangsung sejak lama, yakni penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an.
Perang Rusia-Ukraina
Terkait Ukraina, Kishida mengatakan para pemimpin G7 menunjukkan "persatuan yang tak tergoyahkan" untuk mendukung negara itu. Dia menambahkan bahwa para pemimpin juga setuju untuk meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia guna melemahkan kemampuan Moskow dalam melanjutkan agresinya.
G7 juga menegaskan pentingnya menegakkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum.
Oleh karena itu, Kishida mengatakan bahwa G7 siap untuk membangun hubungan yang konstruktif dan berkelanjutan dengan Cina, yang telah meningkatkan pengaruh militernya di kawasan.
Kishida mendesak Cina untuk bertanggung jawab di komunitas internasional di tengah kekhawatiran bahwa negara itu tengah berupaya memperdalam kerja sama militer dengan Rusia. Hal itu dikabarkan dilakukan negara tirai bambu tersebut untuk melawan dominasi global oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan, anggaran militer dunia mencapai US$ 2,24 triliun pada 2022 alias naik 3,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Jumlah ini terbesar yang pernah tercatat di SIPRI.
Menurut SIPRI, anggaran militer global bertumbuh 19% selama 2013-2022 dan meningkat setiap tahun sejak 2015. Membengkaknya anggaran militer dunia pada tahun lalu dikarenakan perang dingin, sehingga memacu banyak negara untuk meningkatkan anggaran militernya.