Kinerja Masih Lesu, Dassault Berharap Pesanan dari India dan Indonesia

Image title
23 Juli 2023, 12:03
pesawat, jet tempur, Dassault
Dok. Dassault Aviation
Ilustrasi, jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation.

Dassault Aviation mengalami awal tahun yang lambat, dengan buku pesanan pesawat yang tidak sebanyak 2022. Namun, produsen pesawat awal Prancis ini berharap akan mengantongi pesanan potensial 100 unit jet tempur. Ini termasuk pesanan dari Angkatan Laut India untuk Rafale M dan dari Angkatan Udara Indonesia untuk pesanan lanjutan 18 jet tempur Rafale.

Mengutip The EurAsian Times, Sabtu (22/7), pada paruh pertama tahun ini hampir tidak ada pesanan jet tempur Rafale. Namun, Dassault masih berharap ada pesanan lanjutan dari kesepakatan yang telah dibuat 2022 lalu, yang dapat mengangkat angka penjualan dan pengiriman di paruh kedua tahun ini.

Laporan keuangan semester pertama 2023 Dassault Aviation melukiskan gambaran yang suram. Pada paruh pertama 2023, produsen pesawat awal Prancis tersebut, hanya mendapat pesanan senilai 1,68 miliar euro atau setara dengan Rp 28,12 triliun (asumsi kurs Rp 16.740,99 per euro).

Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu, di mana Dassault mengantongi pesanan senilai 16,29 miliar euro.

Dari segi pengiriman pesawat pun, Dassault mencatatkan jumlah yang rendah sepanjang semester pertama 2023. Pada periode ini, Dassault hanya mengirimkan empat Rafale baru, dua untuk Yunani dan dua untuk Prancis, dibandingkan dengan tujuh pesawat pada semester pertama 2022. Selain itu, ada empat Rafale bekas yang diekspor ke Yunani.

"Hal ini mengakibatkan penurunan tajam dalam pendapatan ekspor menjadi 851 juta euro, dibandingkan dengan 1,45 miliar euro pada paruh pertama 2022," tulis laporan keuangan Dassault tersebut, dikutip dari EurAsian Times.

Selain itu, Dassault juga hanya memasok sembilan Falcons pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan 14 pada paruh pertama tahun lalu. Pendapatan dari penjualan Falcon juga melambat menjadi 827 juta euro, dibandingkan dengan 961 juta euro pada periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, Dassault dilaporkan tidak perlu terlalu lama khawatir. Sebab, India baru-baru ini mengumumkan telah memilih Rafale Marine (Raffale M). Pabrikan ini dikabarkan akan menyediakan 26 Rafale M untuk Angkatan Laut India. Sebelumnya, India juga telah membeli 36 jet tempur untuk angkatan udaranya.

"Kontrak dengan Pemerintah India bukan tidak mungkin. Menurut informasi kami, New Delhi akan mengimplementasikan kontrak ini pada akhir tahun setelah negosiasi dengan Dassault Aviation," tulis laporan dari Dassault.

Selain dari India, Dassault juga mengharapkan pesanan tahap kedua 18 Rafale dari Indonesia. Kesepakatan untuk pesanan lanjutan ini diharapkan bernilai US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp 34,59 triliun (asumsi kurs Rp 15.043,35 per US$). Seperti diketahui, pada Februari 2022 Indonesia menandatangani kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale.

Chief Executive Officer (CEO) Dassault Aviation Eric Tappier berharap kesepakatan untuk 18 Rafale yang tersisa akan terealisasi dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami mengharapkan pelaksanaan kontrak 36 pesawat ke Indonesia dalam beberapa hari mendatang sebanyak 18 dan dalam beberapa bulan mendatang ada tambahan 18 pesawat," kata Trappier.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...