Menlu Retno Desak PBB Inisiasi Gencatan Senjata Permanen di Jalur Gaza

Muhamad Fajar Riyandanu
30 November 2023, 16:30
Menteri luar negeri desak PBB
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB segera mewujudkan gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina. Dorongan tersebut bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Jalur Gaza yang telah terjadi sejak 7 Oktober lalu.

Usulan itu disampaikan Retno bersama Menteri Luar Negeri Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) saat menghadiri pertemuan di Markas Besar PPB, New York, Amerika Serikat pada Rabu (29/11). Retno menguraikan pertemuan dengan Sekjen PBB juga menekankan pentingnya resolusi DK PBB yang lebih kuat, dengan fokus utama mengenai masalah kemanusiaan. 

Selain isu mengenai gencatan senjata, mereka juga membahas penjajakan pembukaan akses lain pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Ada pula desakan mengenai penyederhanaan pengecekan keamanan agar bantuan kemanusiaan dapat lebih cepat tersalurkan.

"Karena memang kebutuhannya sangat mendesak," kata Retno dalam siaran pers yang disiarkan Youtube Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Kamis (30/11).

Dalam pidatonya di forum DK PBB, Retno menegaskan posisi Indonesia untuk terus membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina. Retno juga menyoroti aksi kekerasan yang masih terjadi saat masa gencatan senjata hingga ketimpangan pertukaran sandera antara Israel dan Palestina.

Dia menyebut angka tahanan yang dibebaskan oleh Israel hampir sama jumlahnya dengan warga Palestina yang baru ditangkap di Gaza Tepi Barat. "Apabila jumlah tawanan yang dibebaskan Israel sama banyaknya atau kurang lebih sama banyaknya dengan penangkapan baru di Tepi Barat, pertanyaannya adalah apa gunanya?" ujar Retno.

Lebih lanjut, Retno mengatakan Indonesia menyambut baik jeda perang yang berlangsung saat ini meski langkah tersebut dinilai belum cukup progresif untuk menghentikan kekerasan di Jalur Gaza. Menurut Retno Indonesia berpendapat bahwa jeda kemanusiaan masih terlalu sempit dan rapuh untuk membuat situasi Gaza lebih baik secara berkesinambungan.

Mantan Duta Besar RI untuk Belanda ini juga menyayangkan sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa operasi militer akan dilakukan kembali dengan kekuatan penuh setelah kesepakatan gencatan senjata berakhir.

"Saya sampaikan saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini. Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini pada akhirnya menjadi kenyataan. DK PBB harus dapat mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza," ujar Retno.

Retno juga menegaskan bahwa bangsa Palestina memiliki hak untuk merdeka berdasarkan two state solution. Two state solution merupakan kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara untuk dua bangsa, yakni negara Israel untuk bangsa Yahudi dan Palestina untuk rakyat Palestina.

Pada tahun 1993, Pemerintah Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina alias Palestinian Liberation Organization (PLO) menyepakati rencana penerapan solusi dua negara sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. "Saat ini adalah saat yang tepat untuk memulai kembali proses perdamaian tersebut," kata Retno.

Sebelumnya, Israel dan Palestina sepakat untuk memperpanjang masa gencatan senjata di Jalur Gaza selama 24 jam untuk melanjutkan proses pertukaran sandera. Kesepakatan gencatan senjata sejatinya berakhir pada Kamis (30/11) pukul 07.00 waktu setempat.

Sepanjang enam hari masa gencatan senjata sampai dengan pada Rabu (29/10), Palestina melalui pasukan Hamas telah membebaskan 16 sandera Israel dengan imbalan 30 tahanan Palestina. Satu di antara sandera Palestina yang dibebaskan oleh Israel adalah aktivis Ahed Tamimi.

Kesepakatan untuk memperpanjang termin gencatan senjata di Jalur Gaza tak terlepas dari peran Qatar sebagai pihak mediator antara Israel dan Palestina.“Pada malam hari, 30 tahanan pria dan wanita dibebaskan dari sejumlah fasilitas penjara,” kata otoritas penjara Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian pada Kamis (30/11).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa dia tidak berniat untuk menjajaki gencatan senjata yang lebih lama. “Setelah fase pengembalian korban penculikan ini habis, akankah Israel kembali berperang? jawaban saya adalah, ya,” kata Netanyahu. “Tidak mungkin kami tidak akan kembali berjuang sampai akhir.”

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...