Alasan Yordania Melumpuhkan Serangan Iran ke Israel
Yordania menjadi sorotan masyarakat dunia setelah dianggap membantu Israel dengan menembak jatuh puluhan rudal yang ditembakkan Iran akhir pekan lalu. Aksi Yordania ini membuat negara tersebut berpotensi terlibat dalam konflik Iran dengan Israel yang terjadi saat ini.
Pemerintah Yordania dalam pernyataan resminya menyebut alasan tindakan mereka menembak drone dan rudal Iran adalah untuk memastikan kedaulatan wilayah udara negaranya. Yordania ingin melindungi warganya terhadap ancaman yang mungkin terjadi akibat serangan Iran ke Israel.
"Kami mencegat rudal dan drone karena mengancam warga kami dan wilayah-wilayah yang populasinya banyak," seperti dikutip dalam pernyataan resmi Pemerintah Yordania.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al Safadi mengatakan pihaknya telah melakukan penilaian terhadap risiko bahaya serangan Iran terhadap Israel yang melalui negaranya. Ada kemungkinan rudal-rudal tersebut jatuh mengenai negaranya. Sehingga militer Yordania memutuskan menangani bahaya tersebut.
Secara geografis, Yordania berbatasan dengan Arab Saudi, Irak, Suriah juga Tepi Barat dan Israel. Rudal yang ditembakkan dari Iran akan melewati Irak dan Yordania sebelum sampai ke Israel. Yordania merasa perlu menyelamatkan warganya terhadap serangan Iran ke Israel yang memungkinkan nyasar ke negaranya.
Menurut data World Bank, Yordania memiliki populasi hampir sebesar 11 juta jiwa. Lebih dari 90% dari jumlah ini adalah orang-orang Arab sehingga bahasa Arab menjadi bahasa resmi. Banyak orang dari Palestina dan Suriah bermigrasi ke Yordania.
Sebanyak 97 persen penduduk Yordania beragama Islam. Meski termasuk negara muslim, dalam sejarahnya Yordania dianggap sebagai sekutu Amerika Serikat (AS). Hubungan Yordania dan Israel membaik pada 1990-an menyusul perjanjian kedua negara yang didukung AS.
Saat Iran menyerang, sejumlah negara membantu Israel menghalau drone dan rudal. Negara-negara tersebut adalah AS, Inggris, dan Prancis. Yordania pun juga dianggap membantu Israel mengatasi serangan Iran.
Presiden AS Joe Biden sempat menghubungi Raja Yordania, Raja Abdullah II melalui sambungan telepon terkait dengan situasi di Timur Tengah menyusul serangan yang dilancarkan oleh Iran terhadap Israel. Biden mengatakan serangan yang dilancarkan Iran juga akan mengancam Yordania.
Kedua pemimpin tersebut menyatakan bahwa akan terus memantau situasi dan tetap berhubungan erat dalam beberapa waktu mendatang. "Mereka juga membahas situasi di Gaza, dan menegaskan kembali kerja sama mereka untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan penting ke Gaza dan menemukan jalan untuk mengakhiri krisis ini sesegera mungkin," sebut pernyataan Gedung Putih dalam laman resminya, Senin (15/4).