Donald Trump Jadi Target Penembakan Lagi, Biden Soroti Kinerja Dinas Rahasia AS
Mantan Presiden AS yang kembali mencalonkan diri tahun ini, Donald Trump, kembali menjadi sasaran penembakan, Minggu (17/9). Upaya penembakan calon Presiden AS dari Partai Republik ini membuat The Secret Service atau Dinas Rahasia AS kembali menjadi sorotan.
Saat kejadian, Trump tengah bermain golf di lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida. Agen Secret Service melihat dan menembaki seorang pria bersenjata di semak-semak dekat batas properti lapangan golf, beberapa ratus meter dari tempat Trump bermain, kata pejabat penegak hukum.
Tersangka, Ryan Routh (58), meninggalkan senapan serbu jenis AK-47 dan barang-barang lainnya di tempat kejadian dan melarikan diri dengan kendaraan. Namun dia berhasil ditangkap sekitar 40 menit kemudian saat berkendara ke utara di Interstate 95. Plat nomor kendaraannya dilaporkan dicuri dari mobil lain.
Kinerja Dinas Rahasia AS Kembali Disorot
Upaya pembunuhan terhadap Trump terjadi hanya dua bulan setelah ia ditembak di sebuah rapat umum kampanye di Pennsylvania, yang mengakibatkan cedera ringan di telinga kanannya. Kedua insiden tersebut menyoroti tantangan menjaga keamanan kandidat presiden dalam kampanye yang sangat kompetitif dan terpolarisasi dengan hanya lebih dari tujuh minggu menjelang pemilihan 5 November.
Tidak jelas bagaimana tersangka tahu Trump sedang bermain golf saat itu. Namun upaya penyerangan itu pasti akan menimbulkan pertanyaan baru tentang tingkat perlindungan yang diberikan kepadanya.
Dinas Rahasia, yang melindungi presiden AS, kandidat presiden, dan pejabat tinggi lainnya, telah berada di bawah pengawasan ketat sejak upaya pembunuhan Trump sebelumnya. Hal itu menyebabkan pengunduran diri Direktur Kimberly Cheatle.
Presiden AS Joe Biden juga menyoroti kinerja lembaga tersebut. "Dinas Rahasia AS membutuhkan lebih banyak bantuan," kata Presiden Joe Biden pada Senin (17/9) dikutip dari Reuters, Selasa (17/9)..
Namun demikian, Biden menolak berkomentar lebih lanjut karena dia belum memiliki laporan lengkap tentang insiden tersebut. Dia bersyukur mantan presiden itu baik-baik saja.
Trump Salahkan Biden dan Harris
Trump menyalahkan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat presiden dari Partai Demokrat, atas upaya pembunuhan yang tampak itu. Ia mengklaim tersangka penembak itu bertindak berdasarkan "bahasa yang sangat menghasut" dari Demokrat, meskipun pihak berwenang belum memberikan bukti motif apa pun.
"Retorika mereka menyebabkan saya ditembak, padahal saya adalah orang yang akan menyelamatkan negara, dan merekalah yang menghancurkan negara - baik dari dalam maupun luar," katanya.
Demokrat termasuk Biden telah berulang kali menyebut Trump sebagai bahaya bagi demokrasi. Mereka mencontohkan antara lain penolakan Trump untuk mengakui kekalahannya dalam pemilihan umum 2020, yang mengilhami penyerangan pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS.
Trump sendiri berulang kali menggunakan retorika yang menghasut dan pernyataan palsu tentang lawan politiknya. Baik Biden maupun Harris mengecam insiden itu.
Namun demikian, Biden telah berbicara dengan Trump setelah insiden enembakan tersebut.
"Presiden Biden baru saja berbicara dengan mantan Presiden Trump, dan menyampaikan kelegaannya bahwa ia aman. Keduanya berbagi percakapan yang ramah dan mantan Presiden Trump menyampaikan rasa terima kasihnya atas panggilan telepon tersebut," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Trump, dalam sebuah pernyataan, menyebutnya sebagai "panggilan yang sangat bagus."