AS Terjunkan 200 Pasukan untuk Pantau Gencatan Senjata Hamas dengan Israel

Muhamad Fajar Riyandanu
10 Oktober 2025, 11:17
gencatan senjata, as, hamas, israel
ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer
Pasukan Amerika Serikat terlihat dibalik tembok perbatasan Turki
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Amerika Serikat mengirimkan 200 pasukan ke Israel untuk memantau gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Gaza. Pasukan tersebut merupakan bagian dari tim yang terdiri dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta, hingga swasta yang akan menjadi pemantau.

Dikutip dari Associated Press, sejumlah pejabat AS yang tak ingin dikutip namanya mengatakan Komando Pusat AS akan mendirikan pusat koordinasi sipil-militer di AS. Tujuannya untuk membantu mendistribusikan bantuan kemanusiaan, logistik, serta menjaga keamanan di Gaza.

Salah satu pejabat mengatakan tim tersebut akan membantu memantau penerapan perjanjian gencatan senjata dan transisi ke pemerintahan sipil di Gaza.

Pusat koordinasi itu akan dikelola 200 militer AS yang punya keahlian perencanaan, transportasi, keamanan, teknik, dan logistik. Pasukan akan dikerahkan dari Komando Pusat AS yang punya pasukan di Timur Tengah.

Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa pasukan sudah mulai berdatangan untuk memulai perencanaan kerja. Pejabat lainnya mengatakan, personel militer Mesir, Turki, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) diperkirakan akan bergabung dalam tim tentara AS tersebut.

Militer Israel akan mengintegrasikan pasukan multinasional dengan pasukan Israel. Sedangkan lokasi pasti penempatan pasukan akan ditentukan pada Jumat (10/10).

Sedangkan Presiden AS Donald Trump sempat menyinggung komandan Komando Pusat AS, Laksamana Brad Cooper yang telah bekerja sama dengan utusan khusus Steve Witkoff, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan menantu Trump Jared Kushner.

"Cooper, saya dengan dia luar biasa," kata Trump kepada awak media.

Pemerintah Israel telah menyetujui gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat (10/10). dini hari waktu setempat. Keputusan itu membuka jalan bagi penghentian pertempuran di Jalur Gaza dalam waktu 24 jam. Ini juga menjadi langkah awal pembebasan para sandera Israel yang ditahan di wilayah tersebut dalam 72 jam berikutnya.

Israel mengumumkan hal itu sekitar 24 jam setelah para mediator mengumumkan tercapainya kesepakatan. Perjanjian tersebut mencakup pembebasan sandera  dengan imbalan tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari inisiatif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang dua tahun yang melanda wilayah tersebut.

“Pemerintah baru saja menyetujui kerangka pembebasan seluruh sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di akun media sosial X, sebagaimana diberitakan oleh Reuters pada Jumat (10/10).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...