Penyebab Radang Usus Buntu, Gejala, Diagnosis dan Penanganannya

Image title
9 Agustus 2022, 12:09
Ilustrasi, penderita radang usus buntu. Penyebab radang usus buntu mencakup infeksi virus, bakteri, atau parasit di saluran pencernaan, dan penyumbatan oleh tinja. Gejalanya meliputi nyeri di sisi kanan perut bagian bawah, mual, dan muntah.
Rawpixel
Ilustrasi, penderita radang usus buntu
  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah.
  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah.
  • Rasa sakit yang memburuk saat batuk, berjalan atau melakukan gerakan lainnya.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Demam ringan yang dapat memburuk.
  • Sembelit atau diare.
  • Perut kembung.

Diagnosis Radang Usus Buntu

Melansir WebMD, diagnosis radang usus buntu dapat dilakukan sesuai gejala yang dirasakan. Namun, gejala usus buntu dapat tidak tampak pada penderita masalah kandung empedu, infeksi kandung kemih atau saluran kemih, penyakit Crohn, gastritis, batu ginjal, infeksi usus, dan masalah ovarium.

Adapun beberapa tes yang dilakukan untuk diagnosis radang usus buntu yaitu:

  • Pemeriksaan perut untuk mendeteksi peradangan.
  • Tes urin (kencing) untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.
  • Pemeriksaan rektal.
  • Tes darah untuk melihat apakah tubuh melawan infeksi.
  • CT scan.
  • USG.

Penanganan Radang Usus Buntu

Melansir publikasi Johns Hopkins Medicine, radang usus buntu apendisitis adalah keadaan darurat medis. Kemungkinan usus buntu akan pecah dan menyebabkan infeksi yang serius dan mematikan.

Pembedahan untuk mengangkat usus buntu atau apendektomi adalah pengobatan standar untuk hampir semua kasus radang usus buntu. Apendektomi harus segera dilakukan untuk menghindari pecahnya usus buntu.

Jika terdapat rongga yang berisi nanah (abses), penderita radang usus buntu mungkin mendapatkan dua prosedur, yaitu mengeringkan abses nanah dan cairan dan mengeluarkan usus buntu.

Usus buntu dapat diangkat dengan prosedur terbuka atau menggunakan laparoskopi:

  • Metode operasi terbuka (tradisional): Penderita diberikan anestesi. Sayatan dibuat di sisi kanan bawah perut. Dokter bedah menemukan usus buntu dan mengeluarkannya. Jika usus buntu telah pecah, tabung kecil (shunt) dapat ditempatkan untuk mengalirkan nanah dan cairan lain di perut. Shunt akan dikeluarkan dalam beberapa hari, ketika ahli bedah menentukan bahwa infeksi telah hilang.
  • Metode laparoskopi: Penderita diberikan anestesi. Operasi ini menggunakan beberapa sayatan kecil dan kamera (laparoskop) untuk melihat ke dalam perut. Alat-alat bedah digunakan untuk membuat beberapa sayatan kecil. Laparoskop ditempatkan melalui sayatan lain. Laparoskopi seringkali dapat dilakukan bahkan jika usus buntu telah pecah.

Jika usus buntu belum pecah, pemulihan penderita hanya memakan waktu beberapa hari. Jika usus buntu pecah, waktu pemulihan akan berlangsung lebih lama dan membutuhkan obat antibiotik. Meskipun begitu, setelah menjalani operasi, penderita radang usus buntu bisa kembali hidup normal. Perubahan diet atau olahraga biasanya tidak diperlukan.

Demikian penjelasan mengenai penyebab radang usus buntu, gejala, diagnosis hingga upaya penanganan yang bisa Anda lakukan. 

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...