Plus-Minus Masker Kain Menangkal Penularan Virus Corona

Sorta Tobing
6 April 2020, 14:24
masker kain tiga lapis, virus corona, pandemi corona, covid-19, harga masker kain
ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/aww.
Pengrajin menyelesaikan pembuatan masker kain di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (25/3/2020). Pemerintah mengimbau masyarakat memakai masker kain tiga lapis ketika berada di luar rumah.

Dari analisis Universitas Johns Hopkins menggambarkan penggunaan masker efektif menekan laju penularan virus di sejumlah negara. Negara yang mampu menekan angka penularan dengan menggunakan masker adalah Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Hongkong.

Imbauan memakai masker kain menjadi pilihan terbaik di tengah semakin mahal dan langkanya masker bedah dan N95 di pasaran. "Masker kain lebih baik dibandingkan tidak menggunakan sama sekali," kata Erlina.

Namun, perlindungan yang diberikan masker kain tidak seefektif masker bedah. Tingkat perlindungannya untuk droplet ukuran tiga mikron, hanya 10% sampai 60%. Untuk droplet yang lebih kecil, tak akan mampu ditahan oleh masker kain.

(Baca: Masker Medis Langka saat Pandemi Corona, Masyarakat Diimbau Pakai Kain)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Prof Amin Soebandrio mengatakan penyebaran virus corona di udara dalam bentuk aerosol lebih banyak terjadi di rumah sakit. Karena itu, para perawat dan dokter di rumah sakit disarankan memakai masker N-95 yang mampu menahan partikel-partikel kecil.

“Ada beberapa prosedur di rumah sakit, misalnya pemasangan ventilator, yang bisa membentuk aerosol, partikelnya lebih kecil daripada droplet," ucapnya.

Penyebaran Covid-19 melalui udara tidak bisa terjadi di sembarang tempat. Masyarakat tidak perlu khawatir virus corona bisa menyebar melalui udara kalau berada di luar rumah sakit. “WHO pun menyarankan kalau di luar rumah memakasi masker kain tiga lapis karena partikel pembawa virus corona sebenarnya cukup besar,” kata Amin.

Perajin Masker Kain Kebanjiran Order

Perajin masker kain di Kabupaten Lebak, Banten, menerima banyak sekali pesanan dalam sepekan terakhir. “Kami merasa kewalahan melayani permintaannya,” kata Rohmat, seorang perajin berusia 40 tahun di Kecamatan Cikulur, Lebak.

Para konsumen berasal dari DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Jumlah pesanannya bisa mencapai 500 sampai seribu lembar per hari. Untuk harga jual, Rohmat mematok sekitar Rp 2 ribu per lembar.

(Baca: Stempel Darurat Corona di Tangan Terawan)

Tingginya permintaan membuat penjahit konveksi beralih membuat masker. “Kami mempekerjakan empat orang dan bisa menghasilkan pendapatan Rp 150 ribu per dua hari,” ujarnya.

Perajin lainnya, Lepi (40 tahun), juga  mengaku kebanjiran order. Produksi maskernya setiap hari mencapai 500 lembar. “Pendapatan ekonomi keluarga kami jadi terbantu karena tingginya permintaan masker kain ini,” ucapnya.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...