WHO Sarankan Jaga Jarak Fisik ketimbang Social Distancing saat Corona
Masyarakat diimbau untuk mengurangi interaksi sosial dengan tetap tinggal di dalam rumah dan mengurangi pemakaian transportasi umum. Dalam pedoman ini juga menyebut batas kontak fisik yang ideal, yaitu minimal satu sampai dua meter. Tidak bersalaman, berpelukan, apalagi berciuman.
Lalu, hindari pemakaian transportasi publik di saat jam sibuk dan bekerja di rumah. Masyarakat juga dilarang berkumpul massal di kerumuman atau tempat publik. Terakhir, hindari berkumpul bersama teman, keluarga, bertatap muka, dan bersilaturahmi.
Imbauan ini sebaiknya diikuti dengan ketat, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun ke atas, memiliki penyakit omorbid (penyerta) seperti diabetes, hipertensi, asma, dan kanker, serta ibu hamil.
(Baca: Stres di Tengah Pandemi Corona, Awas Kesehatan Mental Terganggu!)
Sebenarnya pembatasan fisik juga berisi imbauan dan larangan tersebut. Penekanannya adalah hubungan sosial tetap harus terjaga. WHO mengubah istilah pembatasan tersebut karena tidak ingin membuat banyak orang menjadi terisolir dan kesehatan mentalnya terganggu.
“Tidak berarti bahwa secara sosial kita harus memutuskan hubungan dengan orang yang kita cintai dan keluarga kita,” kata Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dokter Maria Van Kerkhove, seperti dikutip dari Rappler.com.
Ia menganjurkan semua orang untuk tetap berkomunikasi satu dengan yang lain, baik melalui internet, media sosial, dan telepon. Di saat seperti ini penting untuk saling terhubung satu sama lain sambil tetap menjaga jarak fisik. “Kesehatan mental Anda dalam melalui pandemi corona sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda,” ucapnya.