Mengenal GHB, Obat Pemerkosaan yang Diduga Dipakai Reynhard Sinaga

Sorta Tobing
8 Januari 2020, 06:00
GHB gamma hydrozybutyrate, GHB adalah, gamma hydrozybutyrate, obat bius, kasus Reynhard Sinaga, BBC
Instagram@reynhardsinaga83
Reynhard Sinaga, mahasiswa Indonesia di Inggris, yang divonis hukuman penjara seumur hidup atas kasus kejahatan seksual terhadap 48 korban pria dalam 159 kasus selama dua setengah tahun di negara tersebut.

Seorang clubbers bernama Lauren membawa obat ini setiap pergi ke diskotek. Ia memasukkan GHB dalam botol dengan tutup spray berukuran 30 mililiter. Seperti parfum, cukup semprot ke dalam gelas air lemon dua kali, lalu minum dalam tiga teguk.

Lalu, cairan yang terasa sedikit asin itu akan bereaksi dalam waktu 10 menit. Reaksinya adalah perasaan euforia yang singkat dan kuat. Kadang juga penggunanya akan merasakan dorongan seksual meningkat. Efek-efek ini akan bertahan selama 90 menit.

Menurut Lauren, banyak wanita yang menyukai efek tersebut karena mereka jadi tidak perlu minum alkohol. “Bagi mereka, G lebih masuk akal. Tidak ada gula, tidak ada kalori, dan tidak memabukkan,” katanya.

Namun, pemakaian yang salah, bahkan dalam ukuran milimeter, bisa membuat penggunanya pingsan, koma, atau meninggal. Bahkan, GHB bisa melelehkan bahan plastik. Karena itu, Lauren terbiasa melakukan pengaturan waktu, agar tidak berlebihan ketika memakainya secara berulang kali.

(Baca: Pelecehan Seksual Masih Menghantui)

Pada 2003, Inggris memasukkan GHB sebagai narkotika golongan C. Tapi hal ini tak membuat peredarannya terhenti. GHB malah semakin populer di kalangan anak muda Inggris. Obat ini menjadi lazim ditemukan di klub-klub malam di negara Ratu Elizabeth II itu.

GHB pertama kali dibuat pada 1960an untuk obat anestesi. Sejak itu, pemakaiannya juga berkembang untuk pasien yang mengalami gangguan tidur kronis atau narkolepsi. Pada 1980an, GHB kemudian dipakai sebagai pembakar lemak dan pembentuk otot di kalangan olahragawan.

Masuk ke abad 21, penggunaannya yang menimbulkan euforia menyebar di kalangan anak muda. Mereka awalnya menyebut obat ini ekstasi cair sebelum menyingkatnya menjadi G. Tidak seperti narkoba lainnya, GHB bisa dibuat di dalam Inggris dengan campuran bahan kimia industri. Para pengedarnya pun bisa ditemukan secara daring atau online.

Kasus perkosaan dengan GHB bukan sekali ini saja terjadi. Detikcom menulis, kasus bisnis prostitusi yang melibatkan Seungri “BIGBANG” di Korea Selatan juga memakai obat ini. Kepolisian setempat menyebut CEO klub malam Burning Sun, Lee Moon Ho, dan 39 tersangka lainnya mendistribusikan GHB untuk memperkosa wanita.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...