Ada Target yang Tak Tercapai dalam 5 tahun, Jokowi: Kami Perlu Koreksi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui sejumlah target pemerintah belum tercapai dalam lima tahun masa kepemimpinannya. Berdasarkan data RPJMN, salah satu targetnya yang tak tercapai yakni pertumbuhan ekonomi.
Dalam RPJMN 2015-2019, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 2019 dapat mencapai 8%. Sementara, realisasi pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II/2019 hanya sebesar 5,06%.
Target lainnya yang tidak tercapai, yakni tingkat kemiskinan. Hingga Maret 2019, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 9,4%. Padahal, pemerintah melalui RPJMN menargetkan tingkat kemikinan hingga akhir tahun ini sekitar 7%-8%.
Lebih lanjut, pemerintah melalui RPJMN menargetkan tingkat ketimpangan bisa turun sampai 0,360 pada akhir 2019. Sementara, tingkat ketimpangan sampai Maret 2019 masih sebesar 0,382.
(Baca: Akhir Masa Jabatan, Sejumlah Menteri Ekonomi Pamitan Sambil Minum Teh)
Pemerintah melalui RPJMN juga menargetkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai skor 7,63 poin sampai akhir tahun. Pada 2018 lalu, IPM Indonesia hanya sebesar 71,4 poin.
Jokowi pun memastikan akan mengoreksi target ekonomi pemerintah yang belum tercapai. Koreksi tersebut sebagai evaluasi pemerintahan periode pertamanya.
"Yang kami targetkan tapi belum selesai itu yang menurut saya perlu dikoreksi," ujar Jokowi saat acara silaturahmi dengan para menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10).
(Baca: Wakili Menteri di Depan Jokowi, Sri Mulyani: Maaf Kami Suka Ndablek)
Jokowi mengatakan pemerintah juga akan mengidentifikasi hambatan untuk mencapai target ekonomi. Dengan demikian, pemerintah dapat mencari solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang selama ini menjadi hambatan.
Hasil evaluasi itu diharapkan dapat membantu Jokowi ketika menjabat untuk kedua kalinya pada 2019-2024. "Hambatan ada di mana, problem ada di mana, saya kira itu yang akan kita perbaiki ke depan," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menilai setiap hari di pemerintahan periode pertamanya spesial. Ini lantaran ada saja persoalan dan masalah yang belum diselesaikan setiap hari.
Atas dasar itu, Jokowi mengaku kerap kali harus berkejaran dengan waktu untuk bisa menyelesaikan berbagai masalah tersebut. "Dalam rangka mempersiapkan, mengantisipasi masalah yang ada," kata dia.