Ekspor Produk Indonesia, Shopee Maksimalkan Gudang di Luar Negeri
Perusahaan e-commerce Shopee berencana mengekspor produk Indonesia ke Malaysia dan Singapura pada akhir tahun ini. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Shopee bakal memaksimalkan gudang (warehouse) di luar negeri.
Hanya, Head of Government Relationship Shopee Indonesia Radityo Triatmojo tidak menjelaskan secara rinci jumlah gudang yang dimiliki di kedua negara tersebut. “Secara logistik, kami akan optimalisasi lokal warehouse di luar negeri,” kata dia di Jakarta, Jumat (12/7).
Ia memperkirakan, pemanfaatan gudang ini akan menurunkan biaya logistik hingga 50%. Dengan begitu, ia berharap harga produk Indonesia kompetitif dibanding buatan negara lain.
(Baca: Shopee Target Ekspor 5 Ribu Produk Lokal ke Malaysia dan Singapura)
Shopee menargetkan bisa mengekspor 5 ribu produk buatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia ke Malaysia dan Singapura pada tahun ini. Karena itu, Shopee bakal memilih 10 mitra penjual untuk menjalankan program Kreasi Nusantara ini. UMKM ini dipilih dari sekitar 50 ribu mitra yang bergabung di Kampus Shopee.
Radityo menjelaskan, produk buatan UMKM yang diperdagangkan di Shopee diminati masyarakat Indonesia. Ia mencatat, transaksi produk kreatif tumbuh delapan kali lipat dalam setahun.
Karena itu, perusahaannya menilai produk lokal ini bisa diekspor ke luar negeri. Untuk itu, Shopee bekerja sama dengan 17 kementerian dan lembaga (K/L), termasuk Bank Indonesia (BI) yang membina sekitar 40 ribu UMKM.
(Baca: Shopee Kaji Ekspor Produk Lokal ke Enam Negara)
Selain Singapura dan Malaysia, Shopee berencana mengekspor produk Indonesia ke Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan. Namun, Shopee masih mempelajari kebijakan di masing-masing negara. Sebab, ada beberapa hal seperti kebijakan pembayaran lintas batas, kepabeanan, dan logistik yang harus dipatuhi.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Budi Hanoto menambahkan, instansinya bekerja sama dengan e-commerce seperti Shopee untuk memasarkan produk UMKM binaannya. Ia berharap, kolaborasi ini bisa meningkatkan omzet pengusaha lokal.
Ia menegaskan, BI selektif dalam membina UMKM. BI pun memberikan syarat seperti kualitas, motif dan corak, serta tampilan foto produk yang menarik. Kini, 355 dari total 898 UMKM binaan BI sudah bergabung dengan e-commerce atau go-digital.
Selain Shopee, BI kerja sama dengan e-commerce lainnya. Untuk menjaga operasional UMKM secara berkelanjutan, BI juga fokus pada ketersediaan akses keuangan. "Kami mementingkan pengetahuan UMKM terbangun, produksi lewat platform digital. Kami pun terus memantau lewat ulasan dan edukasi," kata Budi.