Masa Pengembalian Investasi Blok Masela Terancam Makin Panjang
Penandatanganan revisi rencana pengembangan (PoD) Blok Masela mundur dari target 28 Juni 2019. Pengamat energi Fahmi Radhi mengingatkan pemerintah agar tidak menunda terlalu lama. Sebab, hal itu akan membuat pengembangan Blok Masela molor sehingga waktu pengembalian investasi (ROI) semakin panjang.
Fahmy menduga pemerintah masih membutuhkan waktu untuk mengkaji revisi PoD yang diajukan kontraktor yaitu Inpex. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Inpex baru menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 16 Juni lalu. Sedangkan PoD dibuat berdasarkan HoA ini.
"Singkatnya waktu yang tersedia bagi SKK Migas untuk mereview naskah revisi PoD itu barangkali menjadi salah satu penyebab ditundanya penandatanganan kesepakatan akhir revisi PoD," ujar Fahmi kepada Katadata.co.id Senin (1/7).
(Baca: SKK Migas Minta KPK Awasi Biaya Pengembangan Blok Masela)
Ia juga menduga, penundaan karena SKK Migas ingin melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mencegah potensi korupsi dalam pengembangan Blok tersebut. Menurut dia, pelibatan KPK memang mendesak karena jumlah investasi yang besar, dan penggunaan kontrak bagi hasil (PSC) cost recovery.
Namun, ia mengingatkan agar penundaan pengesahan revisi PoD tidak terlalu lama. Sebab, hal itu dapat mengganggu jadwal konstruksi pada 2020 dan produksi pada 2027. Alhasil, bisa memperpanjang waktu pengembalian investasi (ROI). "Sehingga menurunkan tingkat internal rate of return (IRR) yang sudah disepakati sebesar 15%," kata dia.
(Baca: PGN Ingin Menyerap Produksi Gas Blok Masela)
Katadata.co.id sempat menanyakan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial soal kendala yang menyebabkan penundaan penandatanganan revisi PoD Blok Masela. Namun, ia enggan memberikan keterangan.