Sebut Pertumbuhan Ekonomi Ndasmu, Luhut Tuding Prabowo Kasar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan merespons kritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 5%. Dalam sebuah acara pagi tadi dengan awak media, Luhut mempertanyakan pernyataan Prabowo yang menyebut angka tersebut ndasmu.
Menurut Luhut, mengelola pemerintahan tidak sesederhana itu. Dia mengatakan, dunia saja mengakui pertumbuhan ekonomi 5% Indonesia sebagai prestasi. Karena itu pernyataan mantan anak buahnya di Kopassus tersebut dinilai aneh. "Kalau dibilang ndasmu aneh juga, kok kasar begitu," kata Luhut di Jakarta, Senin (8/4).
(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5%, Prabowo: Ndasmu)
Bukan hanya Prabowo, Luhut menyindir ada pihak yang menjanjikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 8% dalam program 100 hari kerjanya. Pernyataan itu sebelumnya dilontarkan mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Makanya Luhut mengaku ingin belajar kepada yang bersangkutan. "Karena untuk mempertahankan (5%) saja bukan main," kata dia.
Selain itu, Prabowo mengaku dapat masukan Rizal soal menurunkan Tarif Dasar Listrik dalam 100 hari apabila terpilih. Luhut lalu menyindir kisah seorang ekonom yang menjabat sebagai menteri bersama-sama dirinya. Kebetulan, saat Rizal menjabat Menko Kemaritiman, Luhut menjadi Menko Politik, Hukum, dan Keamanan. "Kapan success story-nya? Saya kan menteri sama-sama dia," kata Luhut.
(Baca: Orasi Kampanye, Prabowo Janji Turunkan Tarif Listrik dalam 100 Hari )
Dalam persoalan tarif listrik, Luhut mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan harga jual dan produksi. Pemerintahan Joko Widodo mengambil banyak kebijakan untuk menekan harga. "Karena itu, ada infrastruktur dan dana desa agar biaya produksi menurun," katanya.
Prabowo dalam kampanye akbar hari Minggu (7/4) menuding pertumbuhan ekonomi 5% tak melambangkan apapun. Apalagi menurut dia, kebocoran kekayaan negara masih saja terjadi. Luhut merespons dengan meminta titik kebocoran diberitahu kepada pemerintah."Sebut di titik mana," pungkasnya.
(Baca: Kampanye Akbar, Sandiaga Janji Selesaikan Masalah Ekonomi Indonesia)
Orasi Prabowo
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan sindirannya kepada pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5%. Ia meragukan angka itu karena masih banyak masyarakat yang berada di garis kemiskinan.
"(Pertumbuhan ekonomi) 5%, ndasmu," kata Prabowo saat melakukan orasi dalam Kampanye Akbar yang diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.
(Baca: BPN Kecewa KPU Bikin Acara di Dekat Kampanye Prabowo-Sandiaga)
Prabowo mengatakan, harga-harga kebutuhan di Indonesia memang terkendali dan kemiskinan menurun setiap tahunnya. Namun, sambil tertawa, dia melanjutkan dengan berkata, "Menurun (kemiskinannya) dari kakek ke cucu," katanya yang disambut gelak tawa pendukungnya yang hadir memenuhi stadion.
Tidak hanya itu, dia pun menyoroti soal banyaknya pengangguran di Indonesia. Dia pun menyindir program saingannya, yaitu Pasangan Calon nomor 01 Joko Widodo dan Maaruf Amin yang akan mengeluarkan Kartu Prakerja. "Bung, kita butuh pekerjaan, bukan kartu," kata Prabowo yang disambut pendukungnya.