Pertamina Siapkan Pengeboran Tiga Sumur Migas di Blok Nunukan
PT Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melakukan proses pengeboran tiga sumur di Blok Nunukan, Kalimantan Utara. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan tambahan sumber daya migas yang potensial.
Direktur Pertamina Hulu Energi, Meidawati mengatakan saat ini perusahaannya sedang mempersiapkan tahapan pengeboran tiga sumur tersebut. "Masih dalam persiapan, pemboran well intervention," ujar Meidawati saat dihubungi Katadata.co.id Rabu, (6/4).
Pengeboran sumur tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan PHE setelah mendapatkan persetujuan rencana pengembangan lapangan pertama atau Plan of Development (POD) 1 blok Nunukan pada 2015 lalu. PHE menargetkan pengeboran tiga sumur akan selesai tahun ini. Harapanya, setiap sumur yang dibor dapat memperoleh temuan potensi migas 19 juta barel setara minyak (MMBOE).
Beberapa hari lalu, Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengungkapkan apresiasi atas keberhasilan Pertamina menemukan sumur migas Parang-1 di Blok Nunukan, yang memiliki potensi cadangan sebesar 1.430 MMBOE. Potensi cadangan migas yang besar ini menjadikan Blok Nunukan sebagai salah satu dari 10 penemuan migas terbesar di dunia.
Pengembagan Blok Nunukan akan menjadi sejarah baru di Indonesia. Mengingat pengembangan blok ini merupakan proyek minyak dan gas (migas) lepas pantai atau offshore pertama di daerah perbatasan. Posisinya terletak di perbatasan Malaysia dengan Indonesia dan peran Pertamina sangat penting untuk kedaulatan Indonesia.
(Baca: Blok Nunukan, Pertama Kali Pertamina Garap Offshore di Perbatasan)
Pengembangan Blok Nunukan akan diintegrasikan dengan Blok Simenggaris yang juga dikelola PHE melalui JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris. Keduanya berada di wilayah yang sama, yakni Kalimantan Utara, sehingga pengembangannya bisa lebih ekonomis.
Untuk diketahui, Blok Nunukan dioperatori oleh Pertamina melalui anak usahanya PHE Nunukan Company. PHE Nunukan awalnya memiliki 35% saham partisipasi di Blok Nunukan. Namun kepemilikannya bertambah menjadi 64,5% lantaran PT Medco Energi Internasional Tbk., melepas saham kepada Pertamina pada 2015.
Selain Pertamina, ada beberapa perusahaan migas lain yang memiliki saham partisipasi di Blok Nunukan. Videocon Indonesia Nunukan memegang 23% dan sisanya dimiliki oleh BPRL Ventures Indonesia BV PI sebesar 12,5%.